Liputan6.com, Kuala Lumpur - Aktivis HAM asal Indonesia, Mugiyanto Sipin, yang sedianya hadir dalam sebuah diskusi, dicekal setibanya di Bandara Kuala Lumpur Kamis 7 Januari 2015 siang. Ia bahkan diancam akan ditahan jika berkeras masuk ke Malaysia.
Mugiyanto, aktivis HAM yang pernah menjadi korban penculikan Tim Mawar pada 1998, dijadwalkan untuk menjadi pembicara dalam diskusi bertopik "gerakan rakyat menuju perubahan," Kamis malam waktu setempat.
Acara itu merupakan rangkaian kegiatan Semangat Kuning atau Yellow Mania, yang digelar dari 6-10 Januari 2016. Selain diskusi, acara tersebut terdiri dari pameran foto, stand-up comedy, dan aktivitas lainnya.
Baca Juga
Advertisement
Acara tersebut diselenggarakan Bersih 2.0, wadah berbagai organisasi di Malaysia yang menuntut pembaharuan politik dan pemberantasan korupsi. Kuning adalah warna identitas mereka.
"Namun sesudah mendarat di Bandara Kuala Lumpur, di imigrasi paspor saya diperiksa dengan teliti, lalu saya dibawa ke sebuah ruangan khusus," papar Mugiyanto kepada Ging Ginanjar dari BBC Indonesia.
"Di ruangan itu ada tiga orang menunggu, yang memperkenalkan diri dari kepolisian. Dan salah satunya mengaku dari satuan antiteror," kata Mugiyanto pula.
"Mereka bilang, saya tak boleh masuk Malaysia karena akan datang ke suatu acara politk. Sebagai orang asing saya tak boleh melakukan itu, karena merupakan intervensi terhadap urusan dalam negeri Malaysia."
Mugiyanto bingung, karena sebelumnya ia sudah sering ke Malaysia untuk bermacam acara, dan tak menemui masalah.
"Mereka bilang, kalau tetap masuk Malaysia, keluar dari bandara saya akan ditangkap. Sebetulnya saya akan tetap ngotot masuk. Tak apa kalau ditangkap. Tapi mereka menahan paspor saya. Saya menelpon panitia, Bersih 2.0, mengabarkan masalah saya, tapi kemudian diharuskan memutuskan hubungan telepon oleh polisi-polisi itu."
Lalu Mugiyanto mengatakan akan menghubungi Konsulat Indonesia.
"Mereka bilang, tak akan ada gunanya juga. Ketika saya ngotot, mereka bilang, ini sudah mau boarding. Lalu saya digiring oleh 10 orang hingga masuk ke pesawat Garuda untuk kembali ke Jakarta," kisah Mugi.
Mugiyanto menyesalkan pengusirannya yang dinilainya bertentangan dengan semangat kebebasan dan demokrasi.
Maria Chin Abdullah, Ketua Bersih 2.0 yang sedianya tampil bersama Mugiyanto dalam diskusi, tak habis pikir dengan deportasi yang dilakukan aparat Malaysia.
"Ini sebuah skandal. Pelanggaran terang-terangan terhadap kebebasan berekspresi," kata Maria Chin kepada Ging Ginanjar.
"Kami mengutuk keras pemerintah Malaysia atas tindakan ini, dan menuntut mereka memberikan penjelasan terbuka, mengapa mereka mendeportasi Mugiyanto.
Mugiyanto akan tetap tampil sebagai pembicara di diskusi Semangat Kuning Bersih 2.0 Kamis malam, walaupun hanya melalui diskusi jarak jauh dengan Skype.
"Ini untuk menunjukkan bahwa kami tidak tunduk terhadap kesewenang-wenangan," kata Maria Chin pula.