Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menyampaikan aduan ke Badan Penegak Disiplin Organisasi (BPDO) partai atas komentar Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah, yang dinilai kerap membela rekannya Setya Novanto. Kursi Fahri pun disebut-sebut akan dicopot.
Terkait hal itu, Fahri angkat bicara soal evaluasi BPDO. Dia mengatakan tidak benar lembaga Badan Penegak Disiplin Organisasi (BPDO) partai di PKS bertugas mengevaluasi kinerja kader.
"Di PKS itu tidak ada lembaga yang disebut-sebut belakangan ini oleh beberapa orang itu mengevaluasi, yaitu BPDO. Dalam AD/ART PKS tidak ada tugas daripada BPDO untuk mengevaluasi," ujar Fahri usai menghadiri Rakernas I PDIP di Kemayoran, Jakarta Pusat, Minggu (10/1/2016).
Dia menjelaskan, BPDO hanya bertugas menerima laporan apabila ada kader yang dilaporkan masyarakat terkait tindakannya sebagai kader. "Sehingga evaluasi tidak ada, tetapi kalau proses etik di dalam itu biasa," tegas dia.
Fahri pun menyayangkan petinggi PKS yang mengatakan adanya evaluasi dirinya. Dia menuding ada orang yang mulai mengganggu kursinya.
Baca Juga
Advertisement
"Jadi seolah-olah memang ada orang mulai agak gatal-gatal ingin ganggu saya, padahal tidak ada pintunya," tutur dia.
Menurut Fahri, selama ini tidak ada tradisi di PKS di mana persoalan internal diungkap ke publik. Meski demikian dia enggan berspekulasi mengenai motif adanya evaluasi tersebut.
"Itu kan ngomong-ngomong kayak gitu mengganggu. Kursi anggota di DPR kan ada 40 orang, kenapa iseng sama kursi saya? Kursi kan banyak, bawa dari rumah juga bisa. Banyak orang yang belum dewasa," pungkas Fahri.
Wakil Sekretaris Jenderal PKS Mardani Ali Sera sebelumnya menyatakan ada beberapa kader partainya yang merasa terganggu atas sikap Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah. Hal ini karena kerap mendukung Setya Novanto dalam kasus 'papa minta saham'.