Kasus Pemukulan Polantas, Kapolsek Mengaku Namanya Dicatut

Seseorang diduga mencatut nama Kapolsek Mariso untuk meminta uang pelicin pada Nasran Mone, ayah pemukul polantas.

oleh Eka HakimAhmad Yusran diperbarui 11 Jan 2016, 18:20 WIB
Ratusan Polantas mengikuti apel gelar pasukan kesiapan banjir di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (10/11). Apel tersebut guna mempersiapkan pasukan dan infrastruktur pendukung untuk mengantisipasi banjir di Ibukota Jakarta. (Liputan6.com/Yoppy Renato)

Liputan6.com, Makassar - Kasus dugaan penganiayaan yang menyeret Irfan dan Hendra, anak politikus Partai Golkar Makassar Nasran Mone, resmi dihentikan setelah penganiaya dan korban saling memaafkan.

Kapolsek Mariso Kompol Choeruddin menyatakan, polisi menghentikan pengusutan kasus setelah korban, Bripda Mulyadi, mencabut laporannya.

"Kedua belah pihak saling memaafkan dan korban mencabut laporannya. Karena sudah berdamai dan laporan juga dicabut korban tentunya status juga dihapus," ujar Choeruddin saat dihubungi Liputan6.com, Senin (11/1/2016).

Sayang, akhir damai kasus tersebut ternodai kabar pencatutan nama Kapolsek Mariso yang meminta uang pelicin. Pencatut nama itu meminta uang kepada Nasran Mone.

"Ada yang catut nama saya, tapi jelasnya tanya ke Pak Nasran Mone saja karena dia itu korban," singkat Choeruddin.



Bripda Mulyadi sebelumnya dianiaya Irfan Darmawan alias Daeng Siama, anak kandung pelaksana tugas Ketua DPD Golkar Kota Makassar, Nasran Mone di Jalan Andi Mappanyukki, Kecamatan Mariso, sekitar pukul 14.30 Wita, Minggu 3 Januari 2016.

Masalah bermula ketika Irfan yang juga diketahui sebagai anggota DPD KNPI Kota Makassar dan Insan Muda Demokrat Indonesia itu tidak terima mobilnya diklakson saat berpapasan dengan Mulyadi.

Irfan tiba-tiba memberhentikan mobilnya, lalu turun menghampiri mobil yang dikendarai Mulyadi. Tanpa basa-basi, Irfan langsung menghajar kepala Mulyadi. Ia dilarikan ke RS Bhayangkara untuk divisum sekaligus mendapat perawatan intensif.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya