Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah terus mengurangi pengunaan energi fosil salah satunya minyak tanah. Meski sudah dicanangkan konversi minyak tanah ke gas dari beberapa tahun lalu, buktinya program tersebut belum merata, khususnya ke kawasan Indonesia Timur.
Direktur Jendral Minyak dan Gas (Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Minertal (ESDM) IGN Wiratmaja mengungkapkan saat ini pemerintah tengah melakukan pembangunan tiga depo liquid petroleum gas (LPG/elpiji) di Indonesia Timur.
"Jadi ke timur tahun ini anggaran APBN untuk 3 dipo elpiji baru di Wayame, Jayapura, dan NTT," kata Wiratmaja di kantornya, Senin (11/1/2016).
Baca Juga
Advertisement
Wiratmaja menambahkan, selama ini, permintaan minyak tanah di Indonesia timur masih cukup tinggi. Dengan dibangunnya depo ini maka masyarakat Indonesia timur kini bisa beralih menggunakan gas dalam kegiatan sehari-hari. Depo ini diharapkan bisa selesai dan dapat dioperasikan pada 2017.
Tidak hanya itu, berkaitan dengan gas, Wirat kembali menegaskan bahwa untuk tahun 2016, pemerintah tidak akan menaikkan harga gas eplpiji 3 kg. Ini sejalan dengan adanya subsidi yang sudah disepakati dengan DPR RI dan tertuang dalam APBN 2016.
"Sudah ditetapkan pada 2016 volume yang bersubsidi sudah ditetapkan 5,7 juta metrik ton. Dan itu sudah disepakati untuk disubsidi," tegas dia.
Hanya sja, dirinya belum bisa memastikan apakah pada pertengahan tahun nanti harga elpiji 3 kg masih akan tetap atau ada kenaikan. "Kalaupun akan ada perubahan harus ada diskusi dan dirapatkan di komisi VII," jelas Wirat. (Yas/Zul)