Liputan6.com, Jakarta - Siswi 17 tahun tewas, dan 2 lainnya luka berat akibat tembok ambruk di pembatas rel kereta api Jalan Manggarai Selatan, 2 RT 15 RW 10, Tebet, Jakarta Selatan.
Pantauan Liputan6.com, Selasa (11/1/2016), tumpukan sampah di antara tembok-tembok tersebut, diduga penyebab tembok roboh.
Kapolsek Manggarai Kompol Nurdin A Rahman yang berada di lokasi, membenarkan bahwa tumpukan sampah itu membuat tembok tersebut ambruk.
"Tembok pembatas yang roboh itu diduga akibat tumpukan sampah yang dibuang di dalam," ujar Nurdin di lokasi.
Dia menjelaskan 1 korban meninggal berusia 17 tahun masih berstatus pelajar, sedangkan 2 korban luka yakni seorang ibu 29 tahun dan teman Dela, Yola Agustiani.
"Yang meninggal bernama Dela Aurelia itu usianya 17 tahun, dia jalan bersama temannya Yola Agustiani, menderita luka di kepala dan jari tangan patah. Sedangkan seorang ibu rumah tangga bernama Rahmawati, menderita luka di kaki kirinya," papar Nurdin.
Menurut dia, ketiga korban telah dilarikan ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM).
Sementara di lokasi kejadian, tembok tersebut telah diberi garis polisi untuk penyelidikan. Selain itu, para petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) Kecamatan Tebet merapikan reruntuhan tembok.
Suara Teriakan
Menurut saksi mata di lokasi kejadian, Dela Aurelia yang meninggal tersebut sempat jalan di trotoar sebelum akhirnya tertimpa tembok.
"Jadi tadi anak SMA itu kan jalan kaki, kalau enggak salah sama temannya berdua dari stasiun Manggarai, mungkin mau pulang, tiba-tiba roboh saja tembok. Nah, di situ ada ibu-ibu naik motor sama anaknya, ikutan kena," ujar Mala sopir Metro Mini yang tengah beristirahat di warung dekat lokasi kejadian, Jakarta Selatan, Selasa (11/1/2016).
Sopir 54 tahun itu pun menceritakan, Dela yang tertimpa tembok itu tangannya nyaris putus. Sedangkan temannya nyaris terjepit.
Baca Juga
Advertisement
"Jadi saya lihat tangannya nyaris putus gitu, temannya satu lagi itu nyaris kejepit tapi sudah tergeletak. Sedangkan ibu-ibu itu kakinya berdarah, anaknya kurang lebih 3 tahun enggak kenapa-kenapa, selamat," beber Mala.
Sementara, Eno, penjaga warung di dekat lokasi kejadian mendegar suara jeritan saat kejadian, yang diduga berasal dari suara Dela.
"Saya pertamanya denger suara kayak roboh gitu kenceng, enggak lama denger suara teriakan. Serem, banyak darah, enggak berani ke sana saya," ucap perempuan 55 tahun itu.
Milik PT KAI
Usai kejadian, PPSU Kecamatan Tebet langsung menutup jalan guna membersihkan puing dan sampah di tembok tersebut.
Eskavator juga dikerahkan untuk mengeruk sampah-sampah yang ada di sekitar lokasi.
"Ini mau dibersihin, rencananya besok tapi enggak jadi. Kalau tembok kemungkinan besok baru diperbaiki, tapi ini sudah wilayahnya yang punya KAI," ujar PPSU Kecamatan Tebet Alam di lokasi kejadian.
Sementara Ketua RW 10, Dodi Kurniadi membantah dirinya tidak mengawasi warganya. Dia menduga banyaknya sampah itu, lantaran banyak warga dari luar wilayahnya membuang sampah sembarangan.
"Waktu belum ditembok tidak ada sampahnya. Kan ini sudah ditembok, jadi enggak kelihatan. Lihat saja sampahnya banyak, tapi sampah lama," ucap dia.
Dodi menuding, pihak PT KAI tak memantau tembok tersebut, padahal sudah rapuh.
"Itu lihat saja masih banyak yang goyang. Sebenarnya ini kan sudah bukan punya wilayah RW 10 lagi, tapi petugas kereta (KAI)," pungkas Dodi.