Liputan6.com, Yogyakarta - Keluarga orang hilang baik di Yogya dan Solo mendatangi Polda DIY. Mereka keluarga dari Silvi Nur Fitria, mahasiswi Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Jawa Tengah dan Dyah Ayu Yulianingsih, janda asal Yogyakarta.
Fikri Hermawan, kakak Silvi mengaku sudah melapor ke Polres Solo terkait hilangnya perempuan 20 tahun itu. Dia datang ke Mapolda DIY untuk mencari informasi apakah penemuan 6 orang oleh Polda DIY di Pangkalan Bun berkaitan dengan adiknya. Sebab, sang adik merupakan anggota kelompok yang sama dengan dokter Rica Tri Handayani, Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar).
"Saya sudah melaporkan ke Polresta Solo terkait hilangnya adik saya. Saya cari informasi saja apakah ada kaitannya dengan adik saya," kata Fikri di Mapolda DIY, Senin 11 Januari 2016.
Menurut dia, adiknya yang jurusan Teknik Perencanaan Wilayah Kota UNS hilang sejak 6 Desember 2015. Sebelum menghilang, keluarga melihat perubahan pada diri Silvi. Adiknya sudah tidak mau salat, puasa, dan melepaskan jilbabnya.
Dia menduga adiknya ikut organisasi Gafatar. Terlebih sang pacar juga masuk dalam kelompok itu. "Terakhir pas puasa, tidak mau puasa, dan katanya jika keluarga tidak mendukung, maka dirinya pergi," Fikri menjelaskan.
Warga Kecamatan Klampok, Banjarnegara, Jawa Tengah ini pada 8 Desember 2015 mengambil uang di sekitar Bandung, Jawa Barat. Adiknya mengambil uang Rp 10 juta dan ditransfer ke rekening lainnya. Sementara Rp 2 juta diambil secara tunai.
Fikri menambahkan tidak hanya uang, motor yang dipakai untuk kuliah pun juga dibawa pergi. "Uang, motor dan pakainnya juga dibawa," ujar dia.
Baca Juga
Advertisement
Sementara itu, Faried Cahyono paman Dyah Ayu juga mencari informasi tentang keberadaan perempuan itu. Dia mengaku keponakannya hilang bersama anaknya sejak 2 minggu lalu. Dia sudah dibantu dari teman-teman aktivis HMI dan aktivis kehutanan di Kalimantan.
Faried mengaku keponakannya hilang karena terkait organisasi Gafatar. Setelah suaminya meninggal, lanjut dia, kelompok itu membujuk Ayu bergabung.
"Ayu ini orangnya pandai membungkus dengan kegiatan sosial. Yang melibatkan anak muda yang pengin eksis. Setelah tahu suaminya meninggal mereka mempengaruhi Ayu diming-imingi kerja," ujar Faried.
Dia pun meminta kepada pimpinan Gafatar bertaubat. Karena organisasi ini telah dilarang pemerintah dan menyesatkan. Dia juga meminta petinggi ormas keagamaan seperti NU dan Muhammadiyah mencermati hal ini.
"Minta para pimpinan mereka untuk tobat karena ini dilarang. MUI dan PPNU Muhammadiyah mencermati sungguh organisasi ini karena pernah dilarang. Dan bangkit lagi dengan nama baru yang tujuan merusak keluarga keluarga. Informasinya sudah ada 200 yang hijrah," pinta Faried.