Liputan6.com, Jakarta - Robohnya tembok pembatas di Manggarai, Tebet, Jakarta Selatan memakan korban. Siswi 17 tahun tewas dan 2 lainnya luka berat akibat tertimpa tembok ambruk di pembatas rel kereta api itu.
Diduga kuat, tembok tersebut roboh lantaran tak kuat menahan tumpukan sampah yang berada di balik tembok di sisi jalur kereta api.
Baca Juga
Advertisement
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama terlihat dilema menangani masalah ini. Mengingat tumpukan sampah berada di lahan PT KAI dengan frekuensi kereta yang melintas cukup tinggi. Sehingga petugas kesulitan mengangkut sampah.
"Kita juga enggak bisa ngambil sampah di dalam jalur kereta api lho. Sama kayak kamu ke Mangga Dua, di deket Gunung Sahari itu ada gang. Itu kalau naik kereta api penuh sampah di dalam, jadi dilindas," ujar Ahok di Balai Kota, Jakarta, Selasa (12/1/2016).
Tembok pembatas PT KAI jelas tidak didesain untuk menahan tumpukan sampah. Sehingga wajar tembok tak kuat menahan beban sampai roboh menimpa warga yang melintas.
"Sekarang masyarakat yang buang sampah di dalam enggak bisa diambil lagi. Itu kereta api lagi, kita enggak bisa masuk kalau jamnya (operasi kereta) banyak. KAI juga enggak pernah menyiapkan temboknya tahan sampah kan," imbuh Ahok.
'Tembok Maut'
Menurut ayah 3 anak itu, masalah utama dalam kasus ini ada pada kesadaran masyarakat. Tidak seharusnya jalur kereta dijadikan tempat sampah. Ini juga menjadi peringatan kepada lurah dan camat agar lebih jeli melihat wilayah mereka.
"Makanya saya bilang ini masyarakat emang suka buang sampah di dalam jalur rel kereta. Kayak di Mangga Dua itu. Nah saya sudah bilang sama lurah, lain kali enggak bisa toleransi," ujar dia.
"Harusnya masyarakat yang dididik. Saya enggak tahu ini polisi mutusinnya (yang bertanggung jawab) gimana gitu lho," pungkas Ahok.
Seorang siswi bernama Dela Aurelia (17) tewas tertimpa tembok pembatas perlintasan rel kereta api di Jalan Manggarai Selatan 2 RT 15 RW 10, Manggarai, Tebet, Jakarta Selatan. Seperti dipaparkan Kabag Humas Polres Jakarta Selatan Kompol Purwanta kepada Liputan6.com.
"Betul temboknya roboh jam 14.50 sore tadi. Ada 3 korban. 2 Pelajar dan 1 ibu rumah tangga. 1 Pelajar tewas," ujar Purwanta pada Senin 11 Januari 2016.
Saat tembok setinggi 10 meter itu roboh, ketiganya sedang melintas di jalan tersebut. Mereka terpaksa melintas di dekat tembok itu karena terdesak oleh tumpukan sampah yang di buang di dalam perlintasan kereta api.
Advertisement