Menko Polhukam: Gafatar Ormas yang Aneh

Menko Luhut Pandjaitan memuji langkah cepat masyarakat melaporkan kerabat atau keluarganya yang hilang.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 12 Jan 2016, 15:09 WIB
Kepala Staf Kepresidenan Luhut Pandjaitan (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Organisasi Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) kini menjadi perhatian. Organisasi itu dikaitkan dengan hilangnya beberapa orang di sejumlah wilayah Indonesia.

Terkait hal tersebut, Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Luhut Binsar Pandjaitan angkat bicara.

"Kalau kita lihat, dia ormas yang aneh, lagi sekarang sedang kita dalami, karena dia sudah berada sejak 2012. Tapi mereka dalam konteks damai, bukan seperti (mengarah ke garis) keras," ujar Luhut di kantornya, Jakarta, Selasa (12/1/2016).

Terkait orang hilang yang diduga bergabung dengan Gafatar, Luhut menekankan, masih dalam penyelidikan. "Sekarang kan kita telusuri. Seperti soal Dokter Rica itu kan," kata dia.

Luhut pun memuji langkah warga yang cepat melaporkan kerabat atau keluarganya yang hilang. "Saya kira bagus. Kita tanggapi. Polisi juga bekerja baik dengan soal itu," Luhut menandaskan.

Melalui situs resminya di gafatar.org, organisasi tersebut diresmikan di Kemayoran pada 21 Januari 2012. Ketua umumnya adalah Mahfud Tumanurung.

Dalam situsnya, Gafatar adalah kumpulan pemuda pemudi yang dengan ikhlas ingin mengabdi dan berbakti kepada Tuhan Yang Maha Esa, melalui pengabdian kepada ibu pertiwi yang sedang lara. Dalam acara pendeklarasian itu, juga disebutkan dihadiri budayawan terkenal seperti Sujiwo Tejo dan Taufik Ismail.

Di Yogyakarta, beberapa orang dilaporkan hilang, termasuk seorang dokter bernama Rica Tri Handayani dan pelajar bernama Muhammad Kevin Aprilio (16). Keduanya diduga bergabung dengan Gafatar.

Dokter Rica ditemukan di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah bersama 5 orang lainnya. Sementara itu, Kevin belum diketahui jejaknya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya