Liputan6.com, Jakarta Perekonomian China sedang melambat begitu juga bursa sahamnya yang bergejolak. Manajemen PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menilai ada dampak positif dari gejolak yang terjadi di Bursa China. Pasalnya, kini para investor mulai melirik negara-negara dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi yang baik seperti Asia Tenggara salah satunya Indonesia.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI Samsul Hidayat mengatakan, berdasarkan informasi yang diterima, institusi keuangan mulai melepaskan sahamnya dari China.
"Beberapa institusi asing banyak keluar China, mereka arahkan orientasi mereka ke Asia Tenggara. Jadi ada bagusnya juga. Saya dengar ada institusi keuangan besar dunia melepas saham di sana," kata dia di Jakarta, Selasa (12/1/2016).
Baca Juga
Advertisement
Dia mengatakan, kondisi Bursa China tidak begitu baik apalagi peran pemerintah China turut mengintervensi pasar. Menurut Samsul, hal itu justru memperkeruh kondisi pasar.
"Memang dalam konteks pasar modal sebenarnya salah satu contoh intervensi pemerintah yang tidak baik terhadap market. Cina banyak diintervensi, oleh pemerintah. Misal mereka melarang investor atau pemegang saham di atas 5 persen di waktu-waktu tertentu. Ini kan hanya menunggu waktu. Yaitu saat melepas semua menjual saham," jelasnya.
Dia mengatakan, pasar modal yang baik tidaklah terlalu banyak intervensi. Dia bilang, seharusnya pasar modal bekerja dengan mekanisme pasar.
"Dalam dunia pasar modal sebaiknya tidak terlalu banyak intervensi dilakukan, baik penguasa, pemerintah. Biarkan market membentuk harganya sendiri," tandas dia. (Amd/Zul)