Liputan6.com, Malang - Cuaca buruk di sepanjang laut selatan memaksa 240 nelayan dari total 300 nelayan di kawasan Sendang Biru, Kabupaten Malang, Jawa Timur berhenti melaut. Mereka hanya bisa menangkap ikan di tepi pantai dengan hasil tangkapan seadanya agar dapur tetap mengebul.
"Cuaca buruk setelah perayaan tahun baru, banyak nelayan berhenti melaut. Selain itu saat ini juga bukan musim ikan, sulit menangkap ikan," kata pembina koperasi nelayan KUD Mina Jaya, Sudarsono, di Malang, Jatim, Selasa (12/1/2016).
Baca Juga
Advertisement
Agar perekonomian rumah tangga mereka tetap berjalan, para nelayan ini memilih menangkap ikan di sekitar batu karang. Selain itu juga memancing di tepi pantai jika ombak tak tinggi. Dampaknya, hasil tangkapan mereka jauh merosot dibanding saat cuaca normal.
"Ikan besar sangat sulit didapat, yang ada hanya ikan kecil di tepi pantai dan di karang. Ikan jenis ini yang bisa ditangkap," ucap Sudarsono.
Untuk nelayan dengan kapal sekoci sekarang ini rata-rata hanya mampu menangkap sebanyak 5 kuintal ikan. Padahal saat cuaca normal mereka mampu menangkap sampai 1,5 ton ikan.
Sedangkan nelayan kini hanya bisa mendapat 50 kilogram ikan. Saat normal biasanya 1 kuintal ikan mampu ditangkap.
Harga ikan pun melambung tinggi lantaran sulit didapat. Ikan tuna bahkan terbilang langka dan harganya sebesar Rp 60 ribu. Padahal sebelumnya sebesar Rp 50 ribu.
Baby tuna dari harga Rp 12 ribu kini menjadi Rp 19 ribu. Sedangkan cakalang dari semula Rp 10 ribu kini menjadi Rp 15 ribu.
"Kondisi seperti ini ya cukup sekadar untuk hidup. Tapi kalau untuk yang banyak tanggungan, situasi ini tentu menyusahkan," tandas Sudarsono.