Liputan6.com, Istanbul - Pemerintah Turki mengatakan bahwa kelompok teror ISIS berada di balik serangan ledakan yang menewaskan 10 orang dan melukai 15. Serangan dilakukan dengan sebuah bom bunuh diri di kawasan yang populer oleh turis itu.
Menurut otoritas keamanan, bomber bunuh diri merupakan warga Suriah. Serangan dilakukan di distrik Sultanahmet, Istanbul dekat Masjid Biru yang terkenal itu. Adapun yang terluka kebanyakan warga negara Jerman.
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan mengatakan bahwa negaranya merupakan target utama serangan teroris di kawasan.
"Kami telah menemukan titik terang bahwa pelakunya seorang asing yang merupakan anggota ISIS," kata PM Turki Ahmet Davutoglu seperti dilansir BBC, Rabu (13/1/2016).
Baca Juga
Advertisement
Kanselir Jerman Angela Merkel mengonfirmasi bahwa 8 orang warganya tewas dalam ledakan itu.
"Saya turu berduka bagi mereka--yang saya anggap pahlawan, simpati saya berikan kepada keluarga mereka yang kini harus hidup dengan perasaan sedih luar biasa karena yang dicintai tidak akan kembali," kata Merkel.
"Kelompok teror internasional telah memilih berbagai lokasi penyerangan, namun target mereka selalu sama: kebebasan hidup kita di komunitas yang menghirup udara kebebasan. Saya berharap dunia international dapat melawan terori ini," tambah Merkel lagi.
ISIS Berkedok Wisatawan
Wakil PM, Numan Kurtulmus mengatakan bahwa serangan dilakukan oleh bomber bunuh diri. Dari sisa tubuh diidentifikasikan mereka pelaku merupakan warga negara Suriah dan lahir sekitar 1988.
Namun, beberapa media lokal Turki memberitakan bahwa pelaku lahir di Arab Saudi. Wakil PM Kurtulmus mengatakan bahwa pelaku bukan militan Turki dan dipercaya menyebrang ke negerinya dari Suriah, menyamar sebegai turis.
Turki semenjak tahun lalu aktif menghancurkan ISIS di Suriah. Ankara berpartisipasi dalam serangan udara dan memperbolehkan pesawat-pesawat perang AS menggunakan pangkalan udara di Incirlik sebagai tempat misi penumpasan ISIS.
Suasana Mengerikan
Saksi mata di lokasi melaporkan suasana begitu mencekam. Mereka tidak sangka bahwa distrik Sultanahmet yang biasa dinikmati oleh turis harus mengalami hal itu.
"Jelas itu bom bunuh diri. Aku di sana, melihatnya lalu segera balik ke hotel karena orang-orang panik," kata Murat Manaz.
"Polisi jelas lalai dan tidak melihat pelaku datang. Mereka juga sama kagetnya. Mereka tak melihat pelaku meledakan diri karena sibuk mengevakuasi orang-orang karena takut ada ledakan kedua," tambahnya lagi.
Adapun saksi mata Pastor Pat Buckley dari Irlandia Utara mengambil foto-foto di Alun-alun Sultanahmet sesaat sebelum ledakan.
"Saya tinggal di Irlandia Utara dari tahun 70an. Dan saya pernah mendengar suara ledakan, dan kali ini luar biasa kerasnya. Saya bisa melihat debu dari pintu masuk Masjid serta mencium bau mesiu," kata Buckley.
"Saya khawatir karena ada omong-omong di sini bahwa Turki akan mendapat serangan yang lebih buruk lagi. Kami juga telah diminta untuk menghindari kerumunan," tambahnya lagi.
Wisatawan Jerman merupakan jumlah terbesar yang masuk ke Turki. Menurut data 2014, 23,6 juta orang berkunjung, dari Jerman sebesar 5,1 juta wisatawa, disusul Rusia sebanyak 3,7 juta dan Inggris 1,5 juta.