Liputan6.com, Jakarta - Langkah pemerintah Indonesia yang gencar menawarkan kemudahan berinvestasi benar-benar dimanfaatkan oleh investor, termasuk investor asal China. BKPM mencatat ada dua investor asal China yang telah memanfaatkan layanan izin investasi 3 jam.
Dua perusahaan China tersebut bergerak di bidang usaha industri penggilingan baja dan perusahaan aktivitas pelayanan pelabuhan laut. Masing-masing nilai investasi yang dicatatkan oleh investor China tersebut adalah US$ 460 juta atau sekitar Rp 6,21 triliun (estimasi kurs Rp 13.500 per dolar AS) dan US$ 81,5 juta atau setara dengan Rp 1,1 triliun.
Kepala BKPM, Franky Sibarani menjelaskan, secara prosentase nilai investasi dari dua perusahaan China tersebut berkontribusi sebesar 40 persen dari total nilai investasi 7 perusahaan yang memanfaatkan layanan investasi 3 jam. Menurut Franky, dari dua perusahaan China tersebut terjadi penyerapan tenaga kerja sebesar 2.856 tenaga kerja.
“Kami akan terus mengkomunikasikan keberadaan layanan izin investasi 3 jam kepada investor, termasuk dari China sebagai salah satu negara yang menjadi prioritas pemasaran investasi,” ujarnya dalam keterangan resmi kepada pers, Rabu (13/1/2016).
Baca Juga
Advertisement
Franky menambahkan, selain dua perusahaan tersebut, terdapat 13 perusahaan supplier komponen perusahaan otomotif China yang sudah antri untuk mengajukan izin 3 jam. Ketiga belas perusahaan tersebut merupakan bagian dari lima belas perusahaan komponen, supplier bagi investor otomotif asal China yang saat ini sedang proses konstruksi di Indonesia.
“Dua perusahaan lainnya berasal dari Amerika Serikat dan Jerman. Ini sedang menjadi salah satu proyek yang akan dikawal oleh tim marketing officer BKPM,”tambah Franky.
Selain investor China, dari 7 perusahaan yang tercatat menggunakan layanan investasi 3 jam berasal dari Inggris, Belgia, Uni Emirat Arab, Amerika Serikat dan Saudi Arabia. Selain itu terdapat satu PMDN pembangkit listrik tenaga air yang juga tercatat memanfaatkan layanan izin investasi 3 jam.
Sementara itu, terkait percepatan fasilitas jalur hijau, BKPM mencatat dua investor asal China yang telah mendapat fasilitas tersebut. Kedua investor tersebut masing-masing bergerak di sektor industri ban dan vulkanisir ban dengan nilai investasi Rp 6,4 triliun dan sektor industri perakitan kendaraan bermotor roda empat atau lebih dan industri suku cadang dan aksesori kendaraan bermotor roda empat atau lebih dengan nilai investasi Rp 1,3 triliun.
China termasuk termasuk negara teratas yang mencatatkan nilai rencana investasi di Indonesia. BKPM mencatat sepanjang tahun 2015, pengajuan izin prinsip dari CHina yang masuk ke BKPM mencapai angka Rp 277 triliun. Jumlah tersebut merupakan yang terbesar di atas Singapura sebesar Rp 203 triliun dan Jepang sebesar Rp 100 triliun.
BKPM pada tahun 2016 menargetkan capaian realisasi investasi bisa tumbuh 14,4 persen dari target tahun 2015 atau mencapai Rp 594,8 triliun. Realisasi ini dikontribusi dari PMA sebesar Rp 386,4 triliun atau naik 12,6 persen dari target PMA tahun lalu, serta dari PMDN sebesar Rp 208,4 triliun naik 18,4 persen dari target PMDN tahun lalu. Sedangkan dari sisi penyerapan tenaga kerja di tahun 2016, BKPM menargetkan penyerapan 2 juta tenaga kerja.
Untuk mencapai target tersebut, BKPM pada tahun 2015 menetapkan 10 negara prioritas di antaranya Singapura, Jepang, Korea Selatan, Amerika Serikat, Australia, Taiwan, RRT, Timur Tengah, Malaysia, dan Inggris. Selain 10 negara prioritas tersebut pada tahun 2016, BKPM menambahkan 9 negara sebagai prioritas pemasaran investasi di antaranya Hong Kong, India, Thailand, Vietnam, Jerman, Belanda, Italia, Kanada, dan Rusia. (Yas/Gdn)
**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6