Liputan6.com, Worcestershire - Tekanan dari kehidupan modern terkadang membuat kita bermimpi melarikan diri ke daerah terpencil.
Angelo Mastropietro mewujudkan mimpinya menjadi nyata, dengan mengubah sebuah gua ratusan tahun di Wyre Forest, Worcestershire, Inggris, menjadi rumah mewah yang dilengkapi fasilitas seperti rumah modern pada umumnya, seperti shower dan alat masak otomatis.
Menghabiskan 160 ribu pondsterling (Rp 3 miliar), 1.000 jam merombak bagian dalam gua, dan menggali berton-ton batu, Mastropietro bisa menikmati kenyamanan ruangan tersembunyi dilengkapi WiFi, air mengalir, dan penghangat lantai.
Dilaporkan Daily Mail, Mastropietro merupakan pimpinan perusahaan perekrutan yang berbasis di Australia, dimana ia hidup selama bertahun-tahun. Namun pada tahun 2007, tubuhnya diserang multiple sclerosis (MS), membuatnya lumpuh sementara.
Ia mengungkapkan, "MS dipicu oleh kesehatan dan gaya hidup, dan tanda bahwa saya perlu menjaga kesehatan dan menjalani gaya hidup yang berbeda.
"Saya ingin pergi ke tempat dimana saya bisa menjalani hidup lebih sehat dan bahagia."
Pria asli Worchestershire ini menemukan gua itu pada tahun 1999 lalu, yang menjadi tempat berteduh saat suatu hari ia bersepeda di hari hujan. Gua tersebut pernah digunakan sebagai rumah dengan empat kamar selama 300 tahun, namun diabaikan pada tahun 40-an.
Ayah dua anak yang kembali ke Inggris tahun 2010, melihat 'rumah' ini ada di daftar selama 10 tahun setelah menjadi tempat berteduhnya, dan memutuskan bertindak.
Ia membeli gua itu, yang disebut-sebut sebagai rumah gua tertua di Eropa, seharga 62.000 poundsterling (Rp 1.2 miliar).
Baca Juga
Advertisement
Dengan anggaran 100.000 poundsterling (Rp 2 miliar), ia bekerja mengubah gua tersebut, dengan menyingkirkan hampir 80 ton batu-batu. Membangun satu pintu penghubung antara dua ruangan yang membutuhkan 11 hari dan pekerjaan melubangi batu setebal lebih dari satu setengah meter.
Sebagai tambahan, ia juga memotong dan mengebor pinggiran bukit, dan air segar yang mengalir datang dari lubang yang ia gali sendiri hingga kedalaman 80 meter.
Mastropietro tidak membutuhkan perencanaan desain, ia membiarkan pikirannya mencari cara sendiri untuk mengubah penampilan. Ruang shower di kamar mandi dibangun dari susunan batu-batu di dinding yang membentuk ceruk, dilengkapi dengan kepala shower di atasnya.
Wastafel di kamar mandi juga ditambahkan elemen organik, seperti kayu dan batu. Sementara itu sebagian besar ruang rumahnya memiliki elemen gua yang kuat, dengan dinding batu bertekstur.
Perombakan mengagumkan itu tampil di program Grand Designs di Channel 4 pada bulan September 2015 lalu, dan menarik perhatian ribuan penonton.
Mastropietro mengungkapkan: "Saya suka tantangan. Secara tak sengaja, nama belakang saya diterjemahkan menjadi Ahli Batu, sepertinya, memang sudah bawaan lahir.
"Ide rumah batu ini datang tiba-tiba, tanpa dibayangi ragu, saya begitu berapi-api mewujudkannya, seperti saat saya membangun perusahaan."
"Ia menambahkan: "Sepertinya, jika Anda berada di sini, dan melihatnya langsung, Anda turut merasakan suasananya. Anda tahu ada yang benar-benar menangis melihatnya. Saya sungguh senang. Sangat bangga, sangat merasa dihargai, dan ya, ini merupakan kisah paling menginspirasi."
Ia menuturkan,selama itu ia takut dengan kondisi kesehatannya. Walau begitu, ia berhasil melakukan pekerjaan kasar untuk mewujudkan rumah impiannya.
"Saya pernah lumpuh, dan itu sungguh-sungguh akan membuat Anda takut Tuhan."
Gua tersebut adalah lubang di sebuah tebing batu pasir, yang ternyata, menginspirasi JRR Tolkien menulis mengenai Middle Earth dan tokoh-tokoh fiktif di dalamnya.
Menurut arsitek arkeologis, gua tersebut sudah terbentuk dari hampir 800 tahun lalu.
Namun, walau mendambakan rumah yang aman dan tentram, juga menjaga esensi sebuah gua, Mastropietro tidak mengabaikan kebutuhan manusia modern, dan membawa air dan listrik ke rumah gua tersebut, pertama kalinya sejak rumah dibangun.
"Saya ingin menikmati suasana gua, namun juga menambahkan kenyamanan modern," ucapnya. "Rumah ini sekarang memiliki kenyamanan modern, namun ciri khas gua-nya tetap terjaga."
Rumah yang sudah selesai ini dilengkapi dengan teras luas, ruang keluarga, dan dinding putihyang membuat gua terlihat cerah. Ia juga memasang pintu kaca dan jendela berbingkai kayu pohon oak, agar cahaya bisa masuk ke dalam ruangan.