Rahasia Terpendam, Air Mata, dan Warisan Melimpah David Bowie

Di hari-hari terakhirnya, David Bowie berupaya sekuat tenaga menemui para penggemarnya walau penderitaannya memuncak.

oleh Indy Keningar diperbarui 13 Jan 2016, 18:48 WIB
Aksi penyanyi Inggris, David Bowie di atas panggung di Zenith, Paris pada 24 September 2002 (AFP PHOTO Martin BUREAU)

Liputan6.com, Jakarta Satu bulan sebelum kepergiannya, David Bowie masih tampil di panggung. Tak banyak yang tahu bahwa dirinya ada di puncak penderitaan melawan kanker. Seusai konser, Bowie dikabarkan 'ambruk'.

Musikus ikonik yang meninggal di usia 69 tahun ini tampil di malam pembukaan pertunjukan panggungnya, Lazarus, 7 Desember 2015. Selagi menyapa para penggemar, ia menahan tangisnya, juga rasa sakitnya yang luar biasa mendera.

Pada News.com.au, direktur panggung Ivo van Hove bercerita. Van Howe bekerja dengan Bowie menggarap pertunjukan musikalnya. Ia merupakan orang yang mendapat hak khusus mendengar mengenai penderitaan Bowie.

Ketika Bowie bercerita mengenai perjuangannya melawan kanker hati, ia bersumpah untuk tak bercerita ke siapa pun. Walau menurut dia tak sulit melihat bahwa Bowie sudah dalam keadaan sekarat. Sepanjang acara, Bowie terlihat sulit berdiri.

Van Howe menyadari ini bisa jadi terakhir kalinya ia bertemu kawannya dalam keadaan hidup.

"Ada yang menuliskan ia terlihat sehat. Namun di balik panggung ia ambruk kecapekan," kenang van Howe. "Lalu, saya menyadari hari itu bisa jadi terakhir kalinya saya bertemu dengannya.

"Saya bisa melihat airmatanya akan jatuh. Ia bukan pria yang terang-terangan menunjukkan emosinya, tapi saya bisa melihat ia ada dalam ketakutan luar biasa."

Bowie di tahun 1997 dan 2003. (foto: AP)

Bowie pun pergi pada 11 Januari 2016 atau 10 Januari waktu AS.

Van Howe mengklaim bahwa Bowie juga mewanti-wantinya untuk tak mengatakan ke siapa pun dirinya mengidap kanker.

"Saya sudah mengenalnya selama satu tahun. Kami berkolaborasi sejak menggarap Lazarus. Pada satu kesempatan, ia mengajak saya bicara, mengatakan ia tak akan sanggup tampil lagi karena penyakitnya. Ia memberitahu saya ia berjuang melawan kanker hati," ucap van Howe.

Hanya segelintir orang-orang yang tahu bahwa Bowie berjuang melawan kanker. Inilah yang membuat kematiannya seakan menjadi 'tamparan' bagi dunia. Pemeran lainnya di musikal tak tahu. Mereka yang bekerja dengan Bowie menggarap album terakhirnya, Blackstar, juga diduga tak mendengar kisah itu.

"Ia berusaha keras menyelesaikan dua proyeknya tepat waktu, tak membiarkan penyakitnya menang," katanya.

Kesehatan Bowie sudah menurun sejak awal 2000-an. Tahun 2004, ia menjalani operasi jantung. Menurut Wendy Leigh, yang menulis biografinya tahun lalu, Bowie kena serangan jantung 6 kali dalam beberapa tahun terakhir.

"Ia tak hanya melawan kanker... Ia kena 6 serangan jantung dalam beberapa tahun terakhir. Saya dapat kabar ini dari seorang yang dekat dengannya," tutur Leigh.

Bowie dalam video musik Lazarus. (foto: David Bowie)

Hanya dua hari sebelum kepergiannya, video musik terakhir Bowie, Lazarus, dirilis. Tema video dan musik yang kental dengan unsur menyambut kematian dipercaya menjadi perpisahan terakhir Bowie


Harta warisan

Bowie di Theatre Workshop di New York, menghadiri premier musikal Lazarus. (foto: Supplied)

Warisan Bowie yang terus bertambah

Harta kekayaan Bowie diestimasi total triliunan rupiah. Setelah kepergiannya, jumlah pundi-pundi hartanya itu pun meroket.

Album terakhirnya, Blackstar, menduduki peringkat 6 di tangga lagu iTunes dan saat ini ada 14 albumnya dalam jajaran 20 teratas tangga lagu.

Lagu 'Heroes' ada pada posisi 3 di tangga lagu single, diikuti oleh 'Starman' di nomor 5, 'Let's Dance' nomor 6, 'Life on Mars' nomor 7, dan versi remastered Heroes ada di nomor 10.

Sedangkan, Spotify melaporkan jumlah streaming lagu Bowie meningkat 2.822 persen tanggal 12 Januari kemarin, dengan 'Heroes' menjadi lagu paling populer.

Seumur hidupnya, Bowie sudah melakukan tur selama 30 tahun dan menjual lebih dari 140 juta album.

Lebih dari 2,6 juta poundsterling didapatkannya dari penjualan tiket tur Serious Moonlight tahun 1982. Adapun untuk tur dunia Glass Spider tahun 1987, ia mendulang sebanyak 120 juta poundsterling (Rp 2,40 triliun)

Kekayaannya terus bertambah dengan penjualan rumah di seluruh dunia, termasuk mansion-nya di London yang dihargai 7,2 juta poundsterling (Rp 143,87 miliar). Ia juga sudah menulis lebih dari 700 lagu.

Pada tahun 1997, ia menjual hak royalti dari back catalogue dengan hasil penjualan 63 juta poundsterling (Rp 1,26 triliun).

David Bowie dan istrinya, Iman. (foto: AP)

Penerima warisan utama Bowie adalah Iman Abdulmajid (60)--istrinya sampai akhir hayat dan putri mereka, Alexandria (15), juga sutradara Duncan Jones (44), putranya dengan mantan istrinya, Angie Bowie.

Tahun 2000 lalu Bowie mengungkapkan bahwa ia akan terus bekerja, bahkan setelah mendapat keuntungan berlimpah. Semua demi warisan untuk orang-orang yang disayanginya.

"Saya rasa mayoritas uang yang saya dapatkan kembali digunakan untuk proyek baru," ucap Bowie.

Bowie, menyebut dirinya sebagai 'kelas pekerja', juga mengungkapkan ia tak pernah merasa cukup memberi untuk keluarganya. "Namun ada insting bertahan hidup yang mengatakan, 'ya, semua akan baik-baik saja'. Saya bisa meninggalkan semuanya untuk masa depan dan masa lalu anak-anak saya dan semua akan baik-baik saja," ujar Bowie menutup pembicaraan.**

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya