Markas Gafatar Banyumas Digerebek Polisi

Penghuninya sudah mengangkut semua perlengkapan di dalam rumah sebelum tahun baru.

oleh Aris Andrianto diperbarui 13 Jan 2016, 14:33 WIB
Markas Gafatar di Banyumas (Liputan6.com/ Aris Andrianto)

Liputan6.com, Purwokerto - Markas Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) Banyumas di Desa Sokaraja Tengah, Kecamatan Sokaraja, digerebek petugas dari Kepolisian Sektor (Polsek) Sokaraja. Saat digerebek, rumah tersebut sudah kosong.

Kepala Polsek Sokaraja Ajun Komisaris Polisi Pujiono mengemukakan polisi mendapat laporan perihal adanya aktivitas Gafatar di wilayahnya dari warga.
 
"Dulu di bagian depan rumah ada pelang Gafatar, sekarang sudah dicabut. Bahkan, penghuninya sudah kosong. Sebelumnya diketahui orang yang tinggal di sini berinisial W," ucap Pujiono Sokaraja Tengah, Banyumas, Jawa Tengah, Rabu (13/1/2016).

Saat diperiksa kondisi rumah tersebut dalam keadaan terkunci. Petugas yang memeriksa dari jendela rumah di lantai 2 tidak menemukan adanya aktivitas lagi. "Hanya ada whiteboard, keyboard komputer speaker yang ada," kata Pujiono.

Ketua RT 2/RW7 Desa Sokaraja Tengah, Sumadi, mengatakan penghuninya sudah mengangkuti semua perlengkapan di dalam rumah sebelum tahun baru. Di rumah kontrakan tersebut pernah ada spanduk bertuliskan Gafatar. Tempat tersebut biasanya ramai pada Minggu. Dia pun memastikan tidak ada warganya yang ikut Gafatar.

Sumadi mengemukakan selama ini tidak ada aktivitas menonjol di bangunan bertingkat dua yang menyerupai rumah toko tersebut. Ia mengakui sebelumnya warga tidak mengetahui tentang Gafatar.

"Yang jelas saat masuk ke sini, mereka melaporkan kepada kami. Saat itu yang pertama kali datang bernama Azis, katanya warga (Desa) Pekaja (Sokaraja)," kata dia.

Markas Gafatar di Banyumas (Liputan6.com/ Aris Andrianto)

Seorang perawat yang bekerja di Klinik Pratama Yos Sudarso, Murtini, mengatakan aktivitas di rumah tersebut tergolong ramai. Posisi tempat kerjanya yang berhadapan dengan markas Gafatar membuatnya kerap mengamati secara tidak langsung.

"Kalau berkumpul, kendaraan yang parkir di jalan samping klinik sangat banyak. Biasanya pintunya itu ditutup atau hanya 1 bagian saja yang dibuka. Kami sendiri tidak tahu aktivitas pastinya di dalam ruangan," kata dia.
 
Di Purbalingga juga banyak dilaporkan hilangnya orang yang disinyalir ikut Gafatar. Beberapa di antaranya merupakan pegawai negeri sipil.

"Sementara ada 2 PNS yang memiliki jabatan struktural di Purbalingga yang hingga kini tak ada kabarnya," kata Kepala Bagian Umum Sekretariat DPRD Purbalingga Wahyu Ekonanto.

Penjabat Bupati Purbalingga Budi Wibowo mengatakan pihaknya tengah berusaha mencari keberadaan 2 PNS tersebut. Dia heran dengan hilangnya mereka, apalagi sampai mengundurkan diri sebagai PNS.

Padahal keduanya 1 almamater dengannya dari Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN). "Saya menilai ormas tersebut (Gafatar) sudah meresahkan. Harus ada perhatian khusus," ujar Budi.**

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya