Liputan6.com, Jakarta - Ketua Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima), Achmad Soetjipto, kecewa melihat Pusat Pelatnas Bulu Tangkis yang dipakai Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) di Cipayung, Jakarta Timur. Menurutnya, berbagai fasilitas yang berada di sana sudah tidak layak digunakan lagi.
Hal ini disampaikan Soetjipto di sela-sela kunjungannya ke lokasi pemusatan latihan PB PBSI di Cipayung, Jakarta Timur, Rabu (13/1/2016). Pada kesempatan tersebut, Achmad ditemani oleh CdM Olimpiade, Raja Sapta. "Untuk tahun 2016, kondisi seperti ini sudah tidak cukup," katanya kepada wartawan.
Baca Juga
- Serena Williams Pastikan Tampil di Australia Terbuka
- Krisis Lini Belakang, Liverpool Pinjam Bek QPR
- Rossi Pamer Tunggangan Baru di MotoGP 2016
Advertisement
"Sudah banyak alat-alat yang tidak memenuhi standar," sambung Soetjipto.
Sejumlah fasilitas menurut Soetjipto sudah tidak layak untuk digunakan. Salah satunya adalah jogging track yang masih terbuat dari semen. "Sudah tidak bisa seperti itu. Sekarang harusnya pakai bahan karet. Selain itu, fasilitas sauna juga belum ada di sini," sambung mantan KSAL tersebut.
Dia juga melanjutkan, Asrama Pelatnas Cipayung juga tidak punya tim medis yang cukup baik untuk merawat Ahmad Tantowi dan kawan-kawan ketika mengalami cedera. Padahal saat ini, sejumlah atlet yang akan tampil di Thomas dan Uber Cup serta Olimpiade Rio tengah digembleng di sana.
"Fisioterapisnya juga tidak cukup. Tadi saya tanya berapa tukang pijat profesional di sini. Mereka (PBSI) hanya menjawab satu. Ingat, atlet itu rawan cedera, jadi ini harus ditingkatkan," katanya.
Tidak hanya itu, Satlak Prima juga mengkritik soal gizi untuk para atlet bulu tangkis. Soetjipto ingin PBSI memiliki juru masak yang mengerti tentang kadar gizi. "Kalau belum ada koki yang mengerti gizi harus disekolahkan. PBSI juga harus buat rencana mengenai makanan sesuai periodisasi atlet," kata dia.*