Liputan6.com, Jakarta Asosiasi Gula Indonesia (AGI) memprediksi harga gula di pasar internasional pada 2016 tidak mengalami perubahan jika dibandingkan tahun lalu. Harga gula tahun ini diprediksi yaitu berada di bawah US$ 450 per ton FOB.
Direktur Eksekutif AGI Tito Pranoloh mengatakan, indikasi belum bergeraknya harga gula pada tahun ini terlihat dari transaksi di Bursa Berjangka London pada dua pekan pertama 2016 yang hanya mencapai kisaran US$ 402-US$ 428 per ton FOB.
Demikian juga dengan harga gula kristal mentah (raw sugar) di Bursa Berjangka New York yang masih berada di kisaran 25,5 cent-25,9 cent per pound.
Baca Juga
Advertisement
"Harga gula dunia 2016 diperkirakan naik tipis, tetapi tetap di bawah US$ 450 per ton FOB," ujarnya di Jakarta, Rabu (13/1/2015).
Selain itu, lanjut Tito, bila harga minyak mentah di pasar dunia terus tertekan dan cenderung stabil di bawah US$ 40 per barel, maka sejumlah negara yang merupakan produsen utama gula dunia seperti Brasil berpotensi meningkatkan produksi gulanya serta diikuti dengan pengurangan produksi bio etanol.
"Jadi harapan naiknya harga gula bisa semakin tipis," kata dia.
Sedangkan harga di pasar domestik, lanjut Tito, akan bergantung pada keberhasilan pemerintah menjalankan manajemen stok gula di dalam negeri. Salah satunya yaitu bagaimana pemerintah melakukan pengawasan agar gula rafinasi impor bagi industri tidak bocor ke pasaran seperti yang terjadi pada 2014 lalu.
"Pemerintah harus memastikan impor gula itu hanya sebatas selisih antara kebutuhan dengan produksi. Juga adanya jaminan tidak adanya rembesan gula rafinasi," tandasnya. (Dny/Zul)