Liputan6.com, Jakarta - Jumlah rekening simpanan bersaldo di atas Rp 2 miliar di perbankan nasional meningkat. Hal ini salah satunya dipicu peralihan penempatan investasi oleh nasabah dari sebelumnya di portofolio surat utang maupun pasar saham ke simpanan, seperti giro, tabungan, deposito.
Direktur PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI), Susy Loestiowaty mengungkapkan, ketidakpastian kondisi perekonomian baik global maupun domestik mendorong nasabah menarik dananya ke portofolio investasi yang aman dari risiko, yakni simpanan.
Sementara investasi di pasar modal dan surat utang sangat rawan terhadap gejolak pasar keuangan maupun perekonomian. Pasalnya, porsi kepemilikan saham di pasar modal dan surat utang Indonesia cukup besar sehingga mudah goyang ketika dana asing kabur dari Indonesia.
"Banyak nasabah yang beralih ke tabungan atau bentuk simpanan lain dari sebelumnya sebagian besar naruh di pasar modal. Karena dalam kondisi fluktuatif seperti sekarang ini, investasi paling aman di tabungan, bukan obligasi. Jadi ada satu kondisi makro yang dinilai nasabah tidak aman berinvestasi selain tabungan," ucap Susy saat berbincang dengan Liputan6.com, Jakarta, Kamis (14/1/2015).
Baca Juga
Advertisement
Lebih lanjut, dia berpendapat, kenaikan jumlah rekening di atas Rp 2 miliar itu bukan menunjukkan bahwa terjadi peningkatan basis orang kaya di Indonesia, sehingga memperlebar jurang pendapatan antara masyarakat kaya dan miskin (gini ratio).
"Tidak juga, bukan seperti itu. Pemerintah terus memberdayakan ekonomi kerakyatan, supaya daya beli masyarakat naik, termasuk masyarakat berpenghasilan rendah dan akhirnya bisa menyumbang kepada pertumbuhan ekonomi," jelas Susy.
Salah satu program pemerintah dalam rangka pengentasan kemiskinan, kata Susy, penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan plafon pada tahun ini ditargetkan menyerap Rp 100 triliun-Rp 120 triliun.
"KUR ini bisa mendorong ekonomi rakyat dari sektor paling bawah, yaitu mikro. Tujuannya memberi dukungan daya beli masyarakat dan mengentaskan tingkat kemiskinan," terangnya.
Seperti diketahui, dikutip dari data LPS, jumlah rekening dengan simpanan dengan nilai di atas Rp 2 miliar meningkat 1,26 persen menjadi 220.608 pada November 2015, dari bulan sebelumnya 217.871 rekening.
Namun meski jumlah rekening bertambah, nominal simpanan justru menurun 0,81 persen (MoM) menjadi Rp 2.503 triliun pada November 2015, dari bulan sebelumnya Rp. 2.524 triliun.
Untuk simpanan dengan nilai sampai dengan Rp 2 miliar, jumlah rekeningnya meningkat sebesar 1,92 persen menjadi 173.340.071, dari 170.067.961 rekening pada Oktober 2015. Jumlah nominal simpanan juga meningkat sebesar 0,92 persen menjadi Rp 1.948 triliun per November 2015.
LPS juga mencatat data mengenai pertumbuhan total simpanan di bank umum per November 2015. Nilai total simpanan bulan November 2015 mengalami penurunan sebesar Rp 2.683 miliar atau 0,06 persen (MoM). Penurunan ini menjadikan total simpanan per akhir November 2015 mencapai Rp 4.452 triliun.
Berdasarkan jenis simpanan (giro, tabungan, deposit on call, deposito dan sertifikat deposito), yang memiliki pertumbuhan jumlah rekening paling tinggi adalah tabungan yaitu 2,01 persen menjadi 166.832.047 rekening perNovember 2015, dari bulan sebelumnya 163.544.292 rekening.
Sedangkan jika dilihat dari jumlah nominal, pertumbuhan nominal giro adalah yang tertinggi yaitu 2,01 persen. Di mana jumlah nominalnya dari sebesar Rp 1.274 triliun di Oktober 2015 menjadi Rp. 1.300 triliun pada November 2015. (Fik/Nrm)