Liputan6.com, Jakarta - Aksi teror terjadi di kawasan Sarinah Thamrin, Jakarta Pusat. Teroris lebih dulu menyerang pos polisi di depan gedung Sarinah.
Wakapolri Komjen Budi Gunawan menjelaskan peristiwa tersebut terjadi pada pukul 10.55 WIB. Awalnya pelaku menyerang Cafe Starbucks di gedung Djakarta Theater.
"Saya ingin menjelaskan kejadian kasus bom bunuh diri dan penyerangan oleh kelompok teroris. Tepatnya jam 11 kurang 5 menit, terjadi penyerangan dengan bom lempar oleh kelompok teroris di Cafe Starbucks, diawali dari sana," kata Budi di lokasi kejadian, Jakarta Pusat, Kamis (14/1/2016).
Kemudian, Budi menjelaskan pelaku melakukan aksi bom bunuh diri di pos polisi perempatan Sarinah, Jalan MH Thamrin, Jakarta. Usai melancarkan aksi bom bunuh diri, para pelaku yang diduga berjumlah 5 orang tersebut melancarkan aksi penembakan ke arah petugas kepolisian yang sudah berada di lokasi.
"Dari 2 kejadian ini petugas Polri dari Polda Metro dan Densus mengadakan pengejaran ke TKP, terjadi kontak tembak di depan Djakarta Theater. Yang bisa dilumpuhkan, kita tembak 2 pelaku kelompok teroris tersebut," ujar Budi.
Advertisement
Korban
Terkait kejadian tersebut, Budi menjelaskan, 16 orang menjadi korban. Empat di antaranya adalah teroris dan dinyatakan tewas.
"Hasil identifikasi secara keseluruhan sementara akibat dari peristiwa ini ada 16 korban. Dari 16 korban tersebut, 4 pelaku teroris meninggal, 2 melakukan bom bunuh diri, 2 pelaku lainnya kita tembak," ujar Budi.
Korban berjatuhan tak hanya dari kelompok teroris. Budi menerangkan ada 5 anggotanya yang terkena tembakan di depan pos polisi Sarinah.
"Kemudian dari anggota Polri ada 5 orang kondisi luka berat. Itu tertembak di depan pospol Sarinah dan kontak tembak dengan pelaku di depan Starbucks dan Djakarta Theater," ucap Budi.
"Sementara dari anggota masyarakat ada 7 orang. Dua meninggal dunia dan 5 luka berat," katanya.
Dari korban warga sipil, Budi melanjutkan, tercatat 2 warga negara asing (WNA) yang juga menjadi korban. Seluruh korban luka telah dibawa ke sejumlah rumah sakit usai peristiwa tersebut.
"Dari 7 kelompok masyarakat, ada 2 WNA. Dari identitas WNA yang kita dapat, 1 masih dirawat di RS, 1 tertembak kelompok teroris di TKP di depan Djakarta Theater," ucap Budi.
Atas kejadian ini, Budi menegaskan, pihaknya telah mengambil langkah-langkah untuk mengamankan objek vital lainnya di seluruh Indonesia. Hal ini dilakukan untuk mencegah adanya aksi teror di berbagai tempat.
"Kemudian juga objek-objek masyarakat yang menjadi target, juga tempat-tempat kami melakukan penyekatan di beberapa titik untuk lebih mengisolir kelompok teroris ini," Budi menandaskan.**