Liputan6.com, Jakarta - Selain ledakan, dalam teror Sarinah terjadi pula baku tembak antara terduga teroris dan polisi di Pos Polisi Sarinah, Jakarta Pusat.
Seorang warga, Hari Subagyo yang sempat melihat insiden tersebut menuturkan, peristiwa itu terjadi sekitar pukul 11.20 WIB. Saat itu, ia yang tengah memarkir mobil di Jalan H Agus Salim, Jakarta Pusat, kaget dengan suara ledakan keras yang berasal perempatan Sarinah.
Hari lalu langsung menuju Pos Polisi Sarinah. Tiba di sana, ia melihat beberapa orang sudah tergeletak di sekitar pos polisi. Menurut dia, ada 3 jenazah yang sudah tergeletak di sekitar pos polisi, lantaran diduga terkena ledakan bom bunuh diri.
"Ada 1 cewek, kepalanya sudah hancur," kata pria 62 tahun itu kepada Liputan6.com di kawasan Sarinah, Jakarta Pusat, Kamis (14/1/2016).
Hari juga melihat sejumlah polisi mengecek 3 orang yang sudah tergeletak itu. Tak lama berselang, ia mendengar suara tembakan dan melihat 1 orang mendadak jatuh lantaran diduga terkena tembakan.
"Awas ada peluru, ada peluru. Terus saya lihat ada orang langsung jatuh di tengah perempatan itu. Ya kan itu padahal lagi rame orang-orang nolongin korban," tutur dia.
Melihat peristiwa itu, Hari lari menuju Menara Cakrawala, di sana terdapat gerai restoran makanan cepat saji Burger King dan gerai kopi Starbucks. Di air mancur, tepat di depan gerai Burger King, dia duduk kemudian mengobrol dengan seorang satpam tentang peristiwa di pos polisi itu.
Bunuh Diri?
Berselang 20 menit kemudian, Hari terkejut. Menurutnya, ada 4 laki-laki yang tengah duduk di teras Starbucks dan tiba-tiba terjadi penembakan. Peristiwa itu terjadi cukup cepat.
Baca Juga
Advertisement
Awalnya, 1 orang yang duduk di sebelah kanan mengeluarkan handgun atau senjata api tangan warna perak, dan langsung menembak 2 temannya yang duduk persis di depannya. Keduanya tewas seketika. Sementara, si penembak diduga juga sudah ditembak rekannya yang berada persis di sampingnya.
"Tapi saya enggak jelas masalahnya apa. Langsung tembak-tembakan aja gitu," kata Hari.
Setelah peristiwa itu, Hari melihat si penembak yang berbadan tegap dan berkemeja putih serta berambut agak keputihan, langsung menembak seorang pria WNA yang tengah berjalan menuju pintu masuk Menara Cakrawala.
"Rambutnya sedikit beruban, kulitnya cokelat," ujar Hari.
WNA itu langsung terjatuh karena tertembak peluru di bagian punggungnya.
Melihat insiden itu, Hari langsung lari terbirit-birit meninggalkan lokasi. Tetapi ia kembali mendengar suara tembakan. Setelah menengok ke belakang, dia melihat seorang polisi berseragam tersungkur, yang diduga terkena tembakan di bagian perut.
Tak lama, Hari melihat si penembak masuk ke dalam gerai Starbucks. "Bajunya putih, jalannya santai. Kayak orang santai aja gitu, enggak ada apa-apa," jelas Hari.
Setelah lari sampai lampu merah perempatan Jalan H Agus Salim, Hari mengaku kembali mendengar suara ledakan.
"Ini apaan nih ada suara meledak lagi. Tahunya pas saya lihat lagi, samperin ke Starbucks, kaca-kaca di situ sudah pada pecah," pungkas Hari.
Teror Sarinah terjadi di kawasan Sarinah Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis siang 14 Januari 2016. Akibat teror ini, 7 orang tewas dan 24 lainnya terluka.
Dari 7 orang yang tewas, 5 di antaranya adalah pelaku teror, 1 warga negara Kanada dan 1 lagi warga negara Indonesia.*