Liputan6.com, Los Angeles - Dalam ilmu pemasaran, sebuah produk mendadak laku keras ketika dikaitkan dengan orang terkenal, tanpa memandang siapa orang itu.
Di Los Angeles, California, AS, permintaan sebuah toko sandang meningkat karena salah satu pakaian rancangan mereka. Pasalnya, mereka menginginkan baju yang dipakai gembong narkoba El Chapo saat bersalaman dengan Sean Peann di majalah Rolling Stone. Tak lama kemudian, bos obat bius itu ditangkap dalam operasi besar-besaran pencariannya.
Baca Juga
Advertisement
Kartel narkoba Meksiko itu adalah salah satu orang terkaya di dunia versi Forbes pada 2009. Otoritas Negeri Sombrero berhasil menangkapnya kembali awal Januari setelah pelariannya yang dramatis lewat saluran yang ia gali sendiri di penjara berkeamanan maksimum.
Dikutip Guardian, Jumat (15/1/2016), sebelum Joaquín 'El Chapo' Guzmán ditangkap, ia sedang berfoto mengenakan pakaian motif paisley dari butik Barabas.
Di masa lalu, Vito Corleone bercirikan tuksedo, Al Capone dengan cerutu dan jas panjangnya, dan Pablo Escobar gemar mengenakan blazer putih dengan dasi biru.
Namun, 'El Chapo' memiliih gaya Eleanor Roosevelt dan Coco Chanel, dan dirancang oleh abang-adik keturunan Iran yang berbisnis di Distrik Busana Los Angeles.
“Ini bukan tentang dia sebagai kriminal internasional,” kata pemilik toko Shawn Esteghbal kepada Guardian.
“Tapi kami gembira karena dia sebetulnya bisa membeli apa pun, entah itu Versace atau merek lainn, tapi dia malah memilih produk kami, rancangan kami!”
Kakak-beradik itu kemudian mengetahui bahwa El Chapo ternyata diambil fotonya untuk majalah Rolling Stones mengenakan pakaian rancangan mereka.
Tanpa membuang waktu, mereka langsung memasarkan produk mereka.
“BAJU PALING DICARI” dengan cepat menghiasi situs Barabas, di bawah adalah foto Penn dan Guzmán sedang bersalaman. Dalam foto itu, El Chapo mengenakan kemeja sutra dengan pola garis-garis berwarna perak dengan motif hitam berkilau dan anyaman metalik.
Situs butik itu juga menerangkan 'filosofi dari mode busana' mereka dengan kutipan dari Eleanor Roosevelt, mantan ibu negara dan pegiat HAM yang terkenal, "Filsafah seseorang paling baik dinyatakan bukan dengan kata-kata, melainkan melalui pilihan yang dibuatnya.”
Mantra mereka untuk produk ini berbunyi, “Ucapan baik, pikiran baik, tindakan baik.”
Esteghbal mengatakan tidak mengetahui mengapa Guzmán tertarik dengan baju itu, mungkin karena rancangannya.
Ketika ditanya tentang risiko iklan mereka—menghubungkan butik Barabas dengan pembunuh keji, perang kartel, korupsi, dan candu—Esteghbal berdiam sejenak untuk berpikir. Ia lalu mengatakan, “Tidak, kami hanya membuat pakaian.”
“Saya tidak bisa memberikan komentar tentang itu sekarang. Mereka bicara apa saja, tapi inilah kenyataannya,” lanjutnya.
Untuk sekarang, ia puas dengan hanya menjual baju itu—satu kemeja dihargai Rp 1,8 juta. Penjualan mereka pun melonjak.*