3 Bakteri yang Berfungsi Jadi Senjata Biologis

Senjata biologis tak kalah mematikan jika dibandingkan dengan senjata nuklir.

oleh Muhammad Sufyan diperbarui 15 Jan 2016, 16:30 WIB
Senjata biologis tak kalah mematikan jika dibandingkan dengan senjata nuklir.

Liputan6.com, Jakarta Senjata nuklir yang masih dikembangkan hingga sekarang bisa dibilang senjata paling mengerikan dan mematikan. Namun sebenarnya terdapat potensi senjata yang masih lebih mengerikan dan mematikan dari senjata nuklir, yakni senjata biologis.

 

Yang lebih mengerikan lagi adalah ada beberapa bakteri yang memiliki potensi untuk dimanfaatkan sebagai senjata biologis seperti bakteri berikut.

Borrelia Burgdorferi

Borrelia burgdorferi adalah bakteri yang menyebabkan penyakit Lyme yang biasanya ditularkan melalui gigitan kutu. Salah satu ciri utama dari manusia yang tertular penyakit ini adalah munculnya ruam di tubuh mereka, selain gejala seperti demam dan flu.

Yang membuat penyakit ini berbahaya adalah dalam fase lanjut, penyakit ini dikatakan oleh listverse.com, ditulis Jumat (15/01/2016) dapat menyebabkan kelumpuhan, gangguan saraf, dan peradangan pada otak manusia. Pada beberapa kasus, penyakit ini juga dapat mengakibatkan gagal jantung.

Coxiella Burnetii

Coxiella burnetii adalah bakteri berukuran sangat kecil yang biasa ditemukan di hewan ternak. Bakteri ini dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui produk-produk peternakan yang tidak diproses dengan benar. Bakteri ini sangat mungkin mengakibatkan penyakit kronis seperti hepatitis dan radang paru-paru.

Gejalanya berupa demam, kedinginan, dan diare dan baru muncul beberapa tahun setelah bakteri tersebut masuk ke tubuh manusia.

Rickettsia

Bakteri ini adalah bakteri yang dapat menyebabkan berbagai penyakit pada manusia termasuk penyakit rickettsia dan tipus. Bakteri ini masuk ke dalam tubuh manusia melalui gigitan kutu dan mengakibatkan gejala seperti demam, mual, dan muntah diikuti dengan munculnya ruam.

Gejala yang umum inilah yang kemudian sering menyebabkan kesalahan pada diagnosis. Padahal jika tidak ditangani dengan segera, bakteri ini dapat menyebabkan komplikasi yang dapat berujung pada kematian orang yang terinfeksi.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya