Teror di Jakarta, Bahrun Naim Ingin Dirikan Khatibah Nusantara

Nama Bahrun Naim disebut sebagai dalang teror di Jakarta.

oleh Luqman Rimadi diperbarui 15 Jan 2016, 11:32 WIB
Bahrun Naim

Liputan6.com, Jakarta - Nama Bahrun Naim disebut sebagai dalang teror di Jakarta. Motifnya, Bahrun ingin diangkat sebagai pemimpin ISIS di Asia Tenggara.

Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Tito Karnavian menyatakan, Bahrun Naim bukanlah teroris baru. Ia pernah ditangkap pada 2011 dan ditahan atas kasus kepemilikan peluru dan terkait jaringan teror di Jawa Tengah.

Setelah bebas, pada 2014 Bahrun berangkat ke Suriah dan bergabung dengan ISIS di Raqqa, pusat pemerintahan ISIS. Walau saat ini menetap di Suriah, namun Bahrun Naim mempunyai pengaruh yang cukup besar di sebagian wilayah Jawa Tengah dan pernah bergabung dengan jaringan teroris Santoso di Poso.

"Di Jawa dan Sulawesi cukup berpengaruh, ia bagian dari Jaringan Poso," ungkap Tito.

Bahrun Naim, lanjut Tito, merupakan tokoh terpandang di kelompok ISIS. Sebagai pimpinan di wilayah Asia Tenggara, ia ingin mendirikan cabang ISIS di Indonesia yang dinamakan Khatibah Nusantara. Dengan didirikannya Khatibah Nusantara, maka dapat membuat namanya semakin bersinar di kalangan ISIS, khususnya di wilayah Asia Tenggara. ‎

"Dia ingin membentuk Khatibah Nusantara, yang meliputi Asia Tenggara sehingga dia ingin rancang serangan di Indonesia sehingga dikatakan pemimpin, untuk dapatkan kredit sebagai pemimpin di mata jaringan ISIS," beber Tito.

Tito menjelaskan, kantung ISIS di Asia Tenggara terdapat di sejumlah negara seperti Indonesia, Filipina, dan Thailand. Sampai saat ini, kelompok ISIS yang telah mendeklarasikan diri yaitu di wilayah Filipina Selatan. Wilayah itulah yang menjadi pesaing dari Bahrun Naim yang ingin semakin memperkuat posisinya di Asia Tenggara.

"Dia ingin jadi leader kelompok ISIS di Asia Tenggara, sehingga terjadi upaya persaingan leadership. Di Filipina sudah di-declare Bahrun Naim. Oleh karena ada persaingan antara leader di Asia Tenggara, Bahrum Naim merancang serangan itu," beber Tito.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya