Liputan6.com, Jakarta - Serangan bom di kawasan Sarinah, Thamrin, Jakarta Pusat, telah menggerus penjualan mal-mal di Ibu Kota secara signifikan.
Bahkan Plaza Sarinah, pusat perbelanjaan yang dekat dengan lokasi pemboman harus menderita kerugian karena penjualannya nihil.
Ketua Umum DPP Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI), Handaka Santosa menyatakan, dari 76 mal di Jakarta, hanya mal yang berada di sekitaran lokasi pemboman saja yang tutup akibat tragedi serangan bom Kamis (14/1/2016), seperti Plaza Sarinah karena masyarakat takut bepergian.
"Mal atau pusat perbelanjaan yang lain masih beroperasi seperti biasa. Manajemen mal paling hanya menutup pintu utama, karena tidak mau sembarang orang menyusup masuk membawa benda berbahaya. Tapi pengunjung masih bisa datang, belanja," katanya saat dihubungi Liputan6.com di Jakarta, Jumat (15/1/2016).
Baca Juga
Advertisement
Kondisi berbeda dengan mal-mal yang dekat dengan pemukiman warga, contohnya Mal Puri Indah yang cenderung masih ramai pengunjung. Ini karena masyarakat enggan bepergian jauh dan memutuskan pergi ke pusat perbelanjaan yang dekat dengan rumah.
Namun demikian, diakui Handaka, akibat teror bom tersebut, penjualan di mal turun signifikan hingga 20 persen. Paling parah, Plaza Sarinah yang sama sekali tidak ada pengunjung maupun transaksi.
"Rata-rata penurunan 20 persen dalam penjualan, tapi ini bukan kerugian ya, melainkan penurunan income. Sementara Mal Sarinah sampai 100 persen karena tidak ada income dan pengunjung yang datang," jelas dia.
Dengan langkah penanganan cepat dari pemerintah, aparat keamanan serta kampanye antiteroris yang marak di sosial media, Handaka berharap kondisi ini akan pulih dalam waktu satu sampai 2 hari.
"Saya yakin 1 sampai 2 hari ini akan pulih karena hari ini saja sudah kembali normal aktivitas di mal. Jadi tidak pelu khawatir," pungkasnya. (Fik/Nrm)*