Liputan6.com, Jakarta - Hamparan aspal di kawasan Sarinah, Thamrin, Jakarta Pusat, pada 14 Januari 2016 kemarin bak lokasi syuting film action di layar lebar. Achmad Sanusi bergidik ngeri melihat pemandangan di depannya.
Jarum jam menunjuk ke angka 11 saat kesibukan di perempatan lalu lintas antara Jalan MH Thamrin dan Jalan Wahid Hasyim Pecah menjadi kepanikan. Selama 7 tahun bekerja di Sarinah, ini pengalaman mengerikan pertama yang dialami Sanusi.
Baca Juga
Advertisement
Dengan mata kepalanya sendiri, petugas keamanan di gedung Sarinah itu menyaksikan sebuah ledakan terjadi di dekat perempatan jalan, di pelataran Djakarta Theather, tepat di depan kedai kopi Starbucks.
"Sudah kayak nonton film-film perang, ada tembak-tembakan, bom-boman. Ngeri dah, Mas," ucap Sanusi kepada Liputan6.com, Jakarta, Jumat (15/1/2016).
Tak berselang lama setelah ledakan pertama, suara ledakan kembali memekakkan telinganya. Kali ini arahnya dari pos polisi. Kawasan yang selalu ramai dan macet itu pun menjadi kacau balau.
"Orang-orang ramai pada ke perempatan. Mau lihat ke pos polisi yang meledak," ucap Sanusi.
Sanusi pun makin melongok setelah mengetahui jika suara ledakan di pos polisi berasal dari bom bunuh diri. Saat ledakan pertama, dia sempat melihat sekitar 2-3 orang berlari menuju pos polisi.
"Itu bom bunuh diri, Mas. Mereka lari setelah ledakan dari mobil Pajero. Sampai di pos polisi meledak lagi. Mati semua yang lari itu. Di dalam pos ada 1 polisi lagi berjaga, sepertinya mati juga," ucap Sanusi.
Orang lalu berduyun-duyun mengerumuni pos polisi dan depan kedai kopi. Suara tembakan membuat kaget mereka, hingga akhirnya berhamburan mencari tempat berlindung.
Tembakan membabi buta itu mengenai seorang warga yang tadinya ada di kerumunan. Pria yang memakai kemeja dan celana panjang hitam itu langsung tersungkur. Di dahi kirinya mengucur darah segar.
"Tidak gerak-gerak lagi. Orang-orang yang lagi lihat ke pospol, pas tembakan-tembakan itu pada berhamburan lagi menyelamatkan diri," kata pria 27 tahun itu.
Pada titik itu, kata dia, baku tembak antara aparat dan para teroris berlangsung.
Tak cuma tembak-tembakan, tetapi juga terdengar suara ledakan berikutnya. Total ada sekitar 6-7 ledakan.
Sanusi mengatakan ledakan ketiga dan seterusnya bukan berasal dari bom. Dia menduga itu merupakan granat atau sejenisnya yang dilemparkan ke arah polisi.
"Itu saya lihat pelakunya melempar ke arah polisi. kayaknya granat itu. Ada 3-4 kali itu ngelempar dan meledak. Habis itu semua selamatkan diri. Termasuk saya di antara tugas berjaga di Sarinah dan menyelamatkan diri," ucap Sanusi.**