Setelah Bom Sarinah, Netizen Takut Liburan ke Bali

Kelima pertanyaan tersebut telah dikurasi oleh Google Trends dan ditanyakan oleh netizen secara global.

oleh Jeko I. R. diperbarui 15 Jan 2016, 17:30 WIB
Seorang turis saat memandangi ratusan nama korban bom yang terpampang di monumen tragedi kemanusiaan, Bali, Senin (12/10/2015). Hari ini tepat 13 tahun meledaknya bom bali 1. (AFP PHOTO/SONNY Tumbelaka)

Liputan6.com, Jakarta - Peristiwa ledakan di kawasan Sarinah, Thamrin, Kamis kemarin, 14 Januari 2016, menyisakan banyak pertanyaan bagi masyarakat.

Deretan pertanyaan sempat dilayangkan netizen yang kadung penasaran ke mesin pencarian Google setelah peristiwa tersebut terjadi.

Menurut yang dilaporkan Google Trends, terdapat lima query terpopuler soal pertanyaan terkait peristiwa ledakan Sarinah. Selain kata 'Jakarta', terdapat kata 'Bali' yang juga masuk ke dalam daftar pertanyaan terpopuler itu.

Kelima pertanyaan tersebut telah dikurasi oleh Google Trends dan ditanyakan oleh netizen secara global. Ini artinya, pertanyaan-pertanyaan itu kebanyakan berasal dari netizen yang berasal dari luar Indonesia. 

Pertanyaan tersebut melingkupi, "Where is Jakarta?" (Di mana Jakarta?), "How far is Jakarta from Bali?" (Seberapa jauh Jakarta dari Bali?), "What happened in Jakarta today?" (Apa yang terjadi di Jakarta hari ini?), "Who bombed Jakarta?" (Siapa yang mengebom Jakarta?), serta "Is it safe to travel to Bali?" (Apakah aman untuk bepergian ke Bali?).

Foto dok. Liputan6.com


Menariknya, banyak yang beranggapan bahwa munculnya pertanyaan Bali di atas karena para netizen khawatir apakah Bali akan mengalami peristiwa serupa dengan Jakarta. Apalagi mengingat Pulau Dewata pernah mengalami peristiwa pengemboman pada tahun 2002 dan 2005 silam.

Selain itu, rupanya masih banyak netizen asing yang tidak mengetahui jarak antara Jakarta dengan Bali.

Sekadar informasi, tragedi Sarinah dikecam masyarakat dan petinggi negara. Sebagai langkah "perlawanan" terhadap aksi tersebut, netizen berbondong-bondong membentuk gerakan dengan hashtag #KamiTidakTakut di media sosial sebagai bentuk solidaritas masyarakat Indonesia yang begitu kuat.

(Jek/Cas)**

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya