Liputan6.com, Jakarta - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D Hadad menyatakan Indonesia masih mendapat tantangan perekonomian yang berat pada tahun ini. Mulai dari perlambatan ekonomi, penurunan daya beli masyarakat serta ketimpangan antara masyarakat kaya dan miskin.
Tak sekadar itu, Indonesia juga dihadapkan pada pelaksanaan Masyarakat Ekonomi ASEAN (ASEAN) yang seperti dua sisi mata uang. Satu sisi pasar akan kian terbuka lebar, di sisi lain kompetisi juga semakin tinggi.
Oleh karenanya, Muliaman mengatakan pertumbuhan ekonomi mesti didorong secara optimal.
"Saya memandang momentum inflasi yang rendah harus dapat kita manfaatkan untuk meningkatkan kegiatan produksi domestik, dengan memanfaatkan ruang ekspansi dari sistem keuangan," kata dia di Jakarta, Jumat (15/1/2016).
Dia menuturkan tahun lalu Indonesia berhasil menghadapi tantangan yang berat terutama dari global. Sebagaimana diketahui, Zona Eropa dan Jepang disibukan dengan inisiatif untuk keluar dari tekanan deflasi.
Baca Juga
Advertisement
Hal lain, Amerika Serikat (AS) yang menunjukan pemulihan ekonomi. "Ekonomi Tiongkok sebagai mitra dagang Indonesia utama masih juga menunjukan perlambatan berlanjut," tambahnya.
Nyatanya, perekonomian Indonesia masih aman. Hal itu terlihat dari pertumbuhan ekonomi Indonesia yang relatif tinggi dari emerging market.
"Tentu saja hal ini tidak terlepas dari upaya kita bersama termasuk berbagai kebijakan yang telah ditempuh oleh pemerintah dan seluruh otoritas perekonomian dalam menjaga stabilitas sistem keuangan nasional," tandas dia.(Amd/Nrm)