Liputan6.com, New York - Seorang dokter terkenal di rumah sakit ternama di New York, Mount Sinai Hospital menjadi sasaran penyidikan oleh kepolisian New York, NYPD, setelah seorang pasien wanita berusia 22 tahun menuduhnya membius dengan morfin dan melakukan pelecehan seksual terhadapnya.
Dikutip dari New York Daily News pada Sabtu (16/01/2016), Dr. David Newman (45) dihujani pertanyaan oleh para detektif pada Kamis lalu, tapi belum ditahan. Jaksa pemerintah dari Manhattan District Attorney juga dilibatkan.
Baca Juga
Advertisement
Dokter IGD yang juga seorang veteran Perang Irak itu juga sudah dilarang menerima pasien selama penyidikan berlangsung.
Rincian kejadian pada tanggal 11 Januari 2016 itu cukup mencemaskan.
Sang pasien datang ke rumah sakit sebelum jam 10.30 malam karena sakit pada bahu kanannya. Ia dibawa ke ruang pemeriksaan tersendiri di ruang IGD dan mendapatkan 2 butir pil serta suntikan anti radang. Karena masih merasa sakit, seorang jururawat memberikan morfin dan kemudian meminta pasien mengganti pakaian dengan gaun untuk pengambilan foto sinar X.
Wanita itu mengaku melepas pakaian dan bra, namun tetap mengenakan celananya. Newman mengikutinya ke ruang periksa setelah pengambilan foto. Katanya, “Saya akan memberikan morfin untukmu.”
Pasien itu mengatakan sudah mendapatkan suntikan morfin oleh seorang jururawat, tapi kemudian merasakan perih di lengannya sehingga mempersilahkan Newman memberikan tambahan morfin.
Kisahnya mulai aneh. Ketika sang dokter sedang memeriksa punggung pasien, ia menceritakan sakit di dada kanannya. Newman kemudian mulai meremas-remas payudara kanannya, demikian pengaduan pasien seperti dikatakan beberapa sumber.
Dokter itu kemudian menggeser ranjang pasien menjauhi dinding dan membelakangi pasien. Pasien itu kemudian mengaku mendengar suara seseorang merancap dan kemudian merasakan cairan mani di wajahnya.
Selama semuanya berlangsung, pasien tidak dapat bergerak karena pengaruh obat.
Newman kemudian menyeka wajah wanita itu dengan selimut. Seorang jururawat kemudian masuk ke ruangan dan melihat pasien sedang tidak berdaya. Jururawat itu menanyakan kepada seorang karyawan lain, “Apa yang salah dengan dia? Kenapa dia jadi begini?”
Seorang dokter lain, Dr. Andrew Jagoda, kemudian bersama dengan sang jururawat berusaha menyadarkan pasien dan menanyakan tentang apa yang terjadi. Pasien masih teler dan tidak dapat menjawab.
Setelah pasien siuman, ia berjalan ke kamar mandi dan melihat sesuatu yang tampak seperti cairan mani pada wajah dan dadanya. Ia kemudian mengatakan kepada polisi bahwa ia menyekanya dengan gaun rumah sakit yang kemudian ditaruh di dalam kantong plastik bersama-sama dengan kain seprei. Menurut sejumlah sumber, ini dilakukan untuk mengawetkan bukti-bukti.
Ketika Jagoda kembali ke ruangan sebentar kemudian, sang pasien menjelaskan apa yang telah terjadi dan mengatakan ia ingin pulang. Jagoda menanyakan apakah ia ingin sang dokter memanggil polisi. Wanita itu mengatakan akan berbicara dengan atasan sang dokter Jagoda.
Tapi ada masalah. Ternyata Newman adalah atasan Jagoda. Karena ketakutan mendengar hal itu, sang wanita mengumpulkan barang-barangnya dan meninggalkan rumah sakit, demikian menurut sejumlah sumber.
Dokter Newman telah menerbitkan sebuah buku berjudul “Hippocrates Shadow: Secrets from the House of Medicine” yang isinya membeberkan apa yang disebutnya sebagai gejala semakin jauhnya dokter –dokter dari pasien-pasien mereka.
Newman pernah berdinas sebagai seorang mayor Cadangan Angkatan Darat. Pada 2005 ia dikirim ke Irak dan meraih penghargaan Army Commendation Medal. Ia sendiri pernah digugat malpraktik kedokteran pada 2009, tapi kasusnya ditolak oleh seorang hakim
Di rumahnya di kota Montclair di negara bagian New Jersey, seorang wanita menjawab dari balik pintu, “Maaf. Tidak ada kejadian apa-apa.”