Liputan6.com, Tokyo - Fujifilm akhirnya kembali memperkaya portfolio lini kamera mirrorless-nya dengan merilis seri X-Pro2. Kehadiran X-Pro2 diresmikan di markas besar Fujifilm yang berlokasi di Tokyo, Jepang pada Jumat (15/1/2016), kemarin.
Kehadiran X-Pro2 memang sudah dinanti sebagian besar pecinta fotografi sejak lama. Memang, usai meluncurkan produk X-series dengan seri X-Pro1 pada 2012 lalu, perusahaan kamera papan atas tersebut tak lagi melanjutkan penerusnya.
Seiring waktu berjalan, Fujifilm tetap merilis produk X-series lain seperti X-T1, X-E2, X100ST dan X30. Namun, X-Pro1 bisa dibilang seri 'limited' karena memang hanya dirilis secara tunggal, tak ada seri penerus lagi.
Baca Juga
Advertisement
Seperti dilansir The Verge, Sabtu (16/1/2015), desain X-Pro2 sesuai dengan bocoran yang sudah beredar di dunia maya. Terdapat beberapa perubahan tata letak, namun masih memberikan desain klasik Fujifilm yang begitu khas.
Untuk spesifikasi, X-Pro2 didaulat menjadi kamera yang menduduki posisi tertinggi di lini X-Series. X-Pro2 pun menjadi kamera mirrorless Fujifilm pertama yang disematkan sensor 24 megapiksel.
X-Pro2 memiliki X-Trans CMOS III dengan tingkat ketajaman 24 MP, yang dikombinasikan dengan prosesor terbaru X-Processor Pro yang bisa memotret hingga delapan frame per detik. Selain itu, kamera ini memiliki sistem autofocus sebanyak 273 titik. 77 diantaranya menggunakan teknologi phase detection, meliputi 40 persen frame.
Lebih lanjut, kecepatan shutter kamera ini juga meningkat menjadi 1/8000 detik, ini tentunya jauh lebih baik dibanding X-Pro1 yang hanya memiliki kecepatan shutter 1/4000 detik. Begitu pun dengan kecepatan sinkronisasi flash menjadi 1/250 detik.
Fitur terbaru yang hadir di X-Pro2 antara lain hadirnya Wi-Fi yang memudahkan pengguna untuk memindahkan foto dari kamera ke smartphone. Bahkan, kamera ini memiliki dua slot memori serta menghadirkan peningkatan resolusi layar hingga 1,62 juta dots dan perubahan interface kamera.
Untuk saat ini, X-Pro2 hanya dipasarkan untuk wilayah Jepang terlebih dahulu dengan banderol harga US$ 1.700 atau sekitar Rp 23 jutaan. Pihak Fujifilm belum mengungkap kapan kamera premium ini akan mendarat di Indonesia.
(Jek/Isk)