Pascapenggeledahan, Rumah Pelaku Teror Jakarta di Kembangan Sepi

Istri MA yang berinisial SM dan tetangga pun menjadi tertutup.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 16 Jan 2016, 15:18 WIB
Rumah terduga teroris di Kembangan Jakarta sepi (Devira Prastiwi/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Pasca-penggeledahan aparat Jumat malam, 15 Januari 2016, rumah salah satu terduga pelaku teror Jakarta, MA, di Kembangan, Jakarta Barat, kini sepi. Hanya warga sekitar yang berkerumun dan ingin melihat langsung.

Polisi dan TNI sempat datang sebentar ke lokasi untuk mengecek. Istri MA yang berinisial SM dan tetangga pun menjadi tertutup.

"Habis digeledah semalam, enggak ada apa-apa lagi di sini. Istri sama anaknya sih di dalam tapi enggak mau keluar. Ketutup gitu kan rumahnya," ujar TR, tetangga MA di Kembangan, Jakarta Barat, Sabtu (16/1/2016).

Selain itu, tetangga sekitar yang juga saudara MA pun menjadi tertutup, termasuk Ketua RT yang ternyata masih saudara.

"Iya itu rumah RT-nya, tapi juga udah ketutup soalnya emang masih saudaraan juga sama MA," tutur TR.


Di rumah petak kecil bercat putih, pintu coklat, dan sebagiannya hanya diplester semen, MA tinggal bersama istrinya dan 3 orang anaknya. Di depan rumah MA terdapat halaman yang tidak begitu luas dengan 1 pohon besar.

Tak ada pagar yang menutupi, hanya seng dan bambu yang menutupi di ujung kebunnya. Di depan rumah MA, ada helm dan sepatu yang tergeletak begitu saja.


Pengajian di Rumah

Saat Liputan6.com mencoba untuk bertanya kepada istri dan anaknya, tak ada jawaban dari dalam rumah. Begitu pula saat mencoba ke rumah Ketua RT setempat.

TR yang main di sekitar rumah MA, mengaku cukup kenal dengan keluarga MA, apalagi adiknya juga teman mainnya. "Iya saya teman main adiknya (MA), tapi adiknya itu juga biasa aja, enggak ada apa-apa, enggak kenapa-kenapa," ucap TR.

"MA dan keluarganya asli sini, udah lama tinggal di sini. Tapi, semenjak nikah sama SM, MA agak berubah jadi lebih agamis. Istrinya dari Sukabumi, pakai cadar, tapi semenjak pindah ke sini enggak pakai lagi, baru semenjak 2 minggu lalu pakai (cadar) lagi," kata TR.

TR menyatakan, keseharian SM hanya sebagai ibu rumah tangga biasa dan juga jualan keripik yang dititip ke warung-warung. SM juga dikenal sebagai sosok perempuan yang ramah, sopan, lemah lembut ketika berkata-kata, tapi memang pendiam.

"MA baik kok orangnya, ramah, suka negur, suka nanya, tapi memang sekadarnya saja," ujar TR.

Keseharian MA hanya sopir angkutan umum. Ia juga pernah menjadi satpam kompleks dan tukang parkir.

Tetangga yang berada di sekitar rumah MA adalah saudara dan ibunya. Ayah MA sudah meninggal, sedangkan kakaknya tinggal agak jauh.

MA diketahui jarang membuat acara di rumahnya, paling hanya kalau ada aqiqah dan Lebaran saja. Tetapi, di rumah MA terkadang ada pengajian sebulan sekali yang dihadiri sekitar 30-an orang dan tidak ada tetangga diundang.

"Iya kadang ada pengajian tertutup sebulan sekali. Yang datang sekitar 30-an orang, ada laki-laki dan perempuan. Yang perempuan ada pakai cadar berkerudung syar'i, tapi tidak ada tetangga yang diundang," kata TR.

Masih kata TR, orang yang datang ke pengajian tertutup itu menggunakan kerudung-kerudung panjang ada yang bercadar juga, sedangkan yang lelaki berjenggot. Rata-rata berpakaian serba hitam.

Dalam berpakaian sehari-hari, tak ada yang aneh dengan MA dan SM. Semuanya biasa saja karena anaknya juga biasa saja suka main dengan anak-anak di sekitar.


Lulusan Pesantren

 

NV, saudara sepupu MA menyatakan, MA dan keluarga merupakan lulusan pesantren. "MA sama adiknya lulusan pesantren tapi enggak tahu pesantren mana, yang jelas memang enggak ada yang mencurigakan dari keluarganya termasuk MA," kata NV.

"Orangnya baik banget, kita semua di sini kaget. Anaknya ada 3 orang, 2 laki-laki dan 1 perempuan bontot," ucap NV.

Menurut NV, MA juga imam di Masjid Al Uswah yang lokasinya tidak terlalu jauh dari rumahnya. Kalau ke masjid, MA biasa memakai celana panjang, baju koko agak menggantung, dan sorban putih. Dia (MA) jarang jalan-jalan sama keluarganya. Paling istrinya aja kadang belanja sayuran atau MA nemenin anaknya jajan," ujar NV.

"MA dan SM enggak sombong kok, suka negur orang juga," kata dia.

Untuk menuju lokasi rumah MA, dari jalan besar orang-orang sudah tahu dengan penggerebekan yang terjadi di rumah terduga teroris ini. Saat ini di lokasi, kembali terlihat pihak kepolisian yang datang untuk menggali informasi dari Ketua RT setempat.

MA disebut-sebut sebagai salah satu terduga teroris di Thamrin. Selain dia, juga ada Sunakim alias Afif, Sugito asal Karawang, Jawa Barat, Ahmad Muhazab bin Saroni asal Indramayu, Jawa Barat dan Dian Juni Kurniadi asal Kotawaringin, Kalimantan Tengah.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya