Liputan6.com, Jakarta - Pascapenggeledahan aparat Jumat malam 15 Januari 2016, rumah salah satu terduga teroris Jakarta, Muhammad Ali (MA), di Kembangan, Jakarta Barat, kini sepi.
Pantauan Liputan6.com, Sabtu (16/1/2016), rumah terduga teroris tetap sepi sampai sore hari. Tak ada aktivitas yang berarti, hanya adik MA berinisial AN terlihat sempat pulang ke rumah yang berada persis di belakang rumah MA kemudian pergi lagi. Ia menolak ditanya soal apapun dan berlalu begitu saja.
Menurut penuturan tetangga, istri MA yaitu SM sempat membayar tagihan listrik di tempatnya sehari sebelum insiden Sarinah, Thamrin, Jakarta Pusat, terjadi.
"Sehari sebelum kejadian di Thamrin, tanggal 13 pas hari Rabunya, istrinya sempat bayar tagihan listrik di sini," ungkap tetangga bernama YY kepada Liputan6.com di Kembangan, Sabtu (16/1/2016).
Baca Juga
Advertisement
YY pun mengungkapkan, tak ada yang berbeda dengan rekening listrik milik MA. Hanya saja, YY sempat merasa aneh dengan pakaian SM yang agak berbeda dengan warga sekitar.
"Enggak ada yang aneh, listriknya 1.300 VA dengan total Rp 325.000. Tapi memang agak naik kalau dibandingkan bulan Desember 2015 yang jumlahnya Rp 275.000," ujar YY.
"Enggak ada yang aneh sih sama istrinya karena kita juga enggak banyak ngobrol, tapi memang saya lihat pakaiannya aja yang agak beda, agamis sekali. Yang selalu bayar listrik memang istrinya, paling kadang suka bawa anaknya kalau ke sini (bayar listrik)," tambah YY.
Menurut YY, sosok MA memang agak lebih tertutup jika dibandingkan istrinya SM. "MA memang lebih tertutup, negur seperlunya aja, tapi kalau istrinya memang ramah, dua-duanya sih sopan aja," ujar YY.
YY pun mengaku terkejut saat mengetahui di wilayahnya ada terduga teroris. Meski berbeda 1 RT, tapi mereka masih dalam 1 RW dan wilayah yang sama.
YY yang sudah buka usaha konter pembayaran listrik, air, dan sebagainya selama 6 tahun itu juga mengaku bahwa SM sudah cukup lama membayar tagihan listrik di tempatnya meski dirinya sudah lupa kapan tepatnya.
MA disebut-sebut sebagai salah satu terduga teroris teror bom Thamrin. Selain dia, juga ada Sunakim alias Afif, Sugito asal Karawang, Jawa Barat, Ahmad Muhazab bin Saroni asal Indramayu, Jawa Barat dan Dian Juni Kurniadi asal Kotawaringin, Kalimantan Tengah.