Liputan6.com, Jakarta - Pembangkit pertama yang beroperasi dalam mega proyek 35 ribu megawatt (MW) yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) Gorontalo, berhasil memulai sistem interkoneksi kelistrikan 150 kilo Volt (kV) Sulawesi Utara dan Gorontalo (Sulutgo), setelah melalui uji coba tegangan pada Jumat (15/1/2016).
"Sabtu (16 Januari 2016) tepat pukul 12.30 WITA, PLTG Gorontalo akhirnya masuk ke dalam interkoneksi sistem listrik Sulutgo dengan daya sebesar 25 MW, nantinya akan segera menyusul 25 MW berikutnya yang akan masuk juga ke dalam sistem," ujar Direktur Bisnis Regional Sulawesi dan Nusa Tenggara, Machnizon Masri di Amurang, Sulawesi Utara, seperti ditulis Minggu (17/1/2016).
Dia menjelaskan, PLTG Gorontalo merupakan pembangkit listrik pertama yang berhasil rampung dalam mega proyek 35 ribu MW. PLTG ini menggunakan mesin generator milik General Electric (GE) asal Amerika dengan tipe TM 2500+ yang merupakan mesin buatan Pabrik GE di Hungaria.
Secara keseluruhan PLTG Gorontalo yang dibangun sejak 19 september 2015 ini nantinya akan menyuplai listrik sebanyak 100 MW. Namun untuk tahap pertama, diprioritas untuk dua mesin unit pembangkit terlebih dahulu.
Hal ini demi mengejar penambahan pasokan listrik untuk Sulutgo terutama wilayah Gorontalo.
Sementara itu, dua unit lain yang masing-masing berkapasitas 25 MW direncanakan akan segera masuk pada Februari 2016.
Baca Juga
Advertisement
"Dengan kerja keras semua tim yang ada di lapangan, saya optimis dua mesin lainnya akan segera berfungsi pada Februari, yang artinya akan bisa menambah pasokan listrik hingga 100 MW bagi masyarakat," kata dia.
Selain itu, secara bersamaan PLN juga telah berhasil merampungkan Gardu Induk (GI) PLTG Gorontalo, serta pembangunan 6 Tower Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) PLTG Gorontalo–gardu induk Marisa berkapasitas 150 kilo Volt (kV) dengan panjang 1,4 kilo meter sirkit (kms).
Sebanyak 700 pekerja terlibat dalam proses percepatan pembangunan PLTG yang terletak di desa Maleo, Kecamatan Paguat, Kabupaten Pohuwato, Propinsi Gorontalo. Percepatan pembangunan PLTG ini untuk menjawab kebutuhan warga akan listrik yang semakin hari semakin tinggi.
Untuk saat ini, beban puncak di Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah dan Gorontalo (Sulutenggo) pada malam hari mencapai 325 MW, sementara daya mampu pasok sebesar 320 MW. Khusus untuk Gorontalo, daya mampu hanya 50 MW dengan beban puncak mencapai 80 MW–85 MW.
"Dengan masuknya 50 MW, artinya ada penambahan suplai listrik untuk wilayah Gorontalo, serta menaikkan rasio elektrifikasi hingga 84,4 persen," tandasnya.(Dny/Nrm)