Liputan6.com, Nebraska - Rambut bagi kaum perempuan kerap dianggap simbol kewanitaan, disebut sebagai 'mahkota wanita'. B
Sayangnya, tak sedikit wanita di dunia yang kehilangan rambut. Kondisi medis seperti alopecia, atau kemoterapi kanker, umum membuat rambut rontok. Kehilangan rambut pun membuat penderitanya merasa kehilangan kecantikan dan simbol keperempuanannya.
Umumnya masalah itu diatasi dengan mengenakan wig. Namun, dengan seni tato hena, seorang seniman membantu kaum wanita tetap percaya diri menunjukkan kulit kepalanya.
Holllie Urbauer (39), seniman tato asal Nebraska, AS menawarkan layanan menato kepala gratis, khusus untuk kaum wanita yang kehilangan rambut. Ia akan melukis desain rumit dan indah, atau bentuk mahkota di kepala para wanita.
Baca Juga
Advertisement
Awalnya, Hollie tidak banyak berpengalaman mengukir tato di kepala. Seperti seniman henna lainnya, ia terbiasa melukis tangan dan kaki. Ia sering melayani orang-orang yang memintanya bekerja membuat tato hena di pesta dan acara tertentu.
Kemudian, seorang wanita yang kehilangan rambutnya karena kemoterapi meminta Hollie menato kulit kepalanya.
Pekerjaan itu tidak sulit untuk Hollie. Tahun 2003 lalu, ibu Hollie didiagnosis kanker. Hollie pun menyanggupi mengerjakan tato itu secara gratis, dan gambarnya bertahan hingga dua minggu.
"Ibuku adalah inspirasi," Hollie bercerita pada Daily Mail. "Yang dialaminya sungguh mengerikan, namun ia sungguh berani sanggup melaluinya."
Nama Hollie pun semakin terdengar, dan ia semakin sering membuat 'mahkota' cantik bagi kaum wanita pengidap kanker.
"Pengalaman melawan kanker sungguh luar biasa. Untuk mereka yang melaluinya, saya ingin memberi semacam hadiah," ia menambahkan.
Baru-baru ini, ia menghias kulit kepala Ava Gagner (16). Gagner mengidap alopecia, kondisi medis yang membuat seluruh rambutnya rontok.
Perusahaan asuransi Ava tidak menyediakan biaya untuk wig, atau bahkan perawatan lainnya yang bisa membantu rambutnya tumbuh lagi. Ibu Ava, Amy, menghubungi Hollie untuk membuatkannya tato.
Rambut Ava rontok keseluruhannya pada musim panas tahun lalu. Pada bulan September, ia sudah kehilangan seluruh rambut dan bulu-bulu di tubuhnya, menurut tulisan di Facebook Amy.
"Tak perlu dikatakan, masa-masa itu sungguh penuh tantangan," Amy melanjutkan. "Namun syukurlah, jiwa pejuang Ava kuat dan ia menjadi inspirasi bagi semua sanak keluarga dan teman-temannya."