Beku 30 Tahun, 'Beruang Air' Hidup Kembali dan Bertelur

Dua ekor tardigrade bisa bertahan hidup setelah 30 tahun lebih terperangkap es. Si 'beruang air' bahkan bisa bertelur!

oleh Indy Keningar diperbarui 17 Jan 2016, 13:00 WIB
Dua ekor tardigrade bisa bertahan hidup setelah 30 tahun lebih terperangkap es. Si 'beruang air' bahkan bisa bertelur!

Liputan6.com, Tokyo - Tardigrade, atau yang kerap disebut 'beruang air', terkesan seperti makhluk yang hidupnya 'sederhana'. Mereka tidak tumbuh lebih dari 1 mm, dan tinggal di lapisan lumut di dasar danau. Mereka bertahan hidup dengan memakan bakteria atau partikel tumbuhan.

Namun beberapa Tardigrade memiliki 'kehidupan liar'. Mereka bisa bertahan hidup di air mendidih maupun membeku dalam lapisan es. Makhluk ini dikenal luas namanya setelah ditemukan mampu bertahan di luar atmosfer bumi alias luar angkasa, dan dalam radiasi. Mereka juga bisa bertahan hidup 10 tahun walau tanpa makanan dan air.

Tardigrade mampu melakukan cryptobiosis (menghentikan proses metabolisme mendekati kondisi seperti mati). Sehingga, mereka bisa bertahan hidup dalam kondisi yang mematikan bagi manusia atau hewan lainnya.

Dua ekor tardigrade yang mampu bertahan hidup setelah terperangkap di es. (foto: BBC)

Hewan ini bertahan hidup walau terperangkap dalam es. Baru-baru ini, sepasang tardigrade yang membeku selama 30 tahun terakhir, kembali ke kehidupan, dan berkembang biak.

Periset dari National Institute of Polar Research di Tokyo mencairkan es yang membekukan dua ekor tardigrade. Mereka berasal dari Antartika, dibawa ke Tokyo dalam keadaan membeku dalam es pada tahun 1983, dilaporkan BBC.

Salah satu dari tardigrade itu tak bertahan hidup setelah 20 hari. Namun, lainnya bereproduksi. Hewan ini menelurkan 19 buah telur, 14 di antaranya berhasil menetas.

Si tardigrade pun mencatat rekor. Sebelumnya, lama waktu mereka bertahan hidup setelah terperangkap adalah sembilan tahun. Studi ini dilakukan tahun 2014, namun baru pada 14 Januari 2016 diterbitkan.

Tujuan selanjutnya bagi kaum ilmuwan, adalah mencari tahu mengapa Tardigrade mampu bertahan didup di kondisi ekstrem untuk waktu lama.

"Kami ingin menguak mekanisme bertahan hidup mereka, dengan meneliti metode perbaikan pada DNA tardigrade yang rusak," ungkap Megumu Tsujimoto, periset.

Karena tubuhnya yang gempal, dan cakar di kaki-kakinya, tardigrade mendapat julukan 'beruang air'. Mereka makhluk yang dianggap paling tahan banting di dunia.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya