Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan ritel raksasa asal Amerika Serikat (AS) Walmart berencana menutup 269 toko di seluruh dunia, akibat memburuknya kinerja keuangan perusahaan, imbas dari pelemahan ekonomi.
Sebanyak 154 toko yang ditutup berlokasi di Amerika Serikat, di mana 102 diantaranya berbentuk Walmart "Express". Kemudian beberapa Supercenters dan 4 Sam's club stores. Adapula 115 toko yang berlokasi di Amerika Latin.
Perusahaan nantinya ingin lebih fokus pada usaha Supercenters dan e-commerce, melansir laman USA Today, Minggu (17/1/2016).
Dengan penutupan toko tersebut, ada 16 ribu karyawan yang akan dialihkan ke toko Walmart terdekat yang kondisinya masih stabil.
Baca Juga
Advertisement
"Keputusan penutupan dengan melihat kinerja keuangan dan seberapa baik lokasi sesuai dengan strategi Walmart," jelas Juru Bicara Perusahaan Greg Hitt.
Walmart telah bekerja secara agresif menumbuhkan layanan e-commerce dan digital. Serta mendaur ulang konsep toko untuk memberikan kenyamanan lebih bagi pembeli.
"Perusahaan telah membuat dorongan besar untuk meningkatkan upah dan memberikan pelatihan lebih untuk karyawan, dengan biaya lebih dari US$ 1 miliar," jelas dia.
Hitt mengatakan, toko yang ditutup hanya berkontribusi kurang dari 1 persen ke pendapatan global perusahaan, dengan total sekitar 11.600 toko di seluruh dunia.
Dalam sebuah pernyataan, CEO Walmart Doug McMillon memastikan perusahaan berkomitmen untuk terus menumbuhkan bisnis. "Tapi kami akan disiplin tentang hal itu," jelas dia.
Walmart berencana membuka lebih dari 300 toko di tahun fiskal mendatang. Selain Supercenters dan e-commerce, Walmart juga berencana berinvestasi dalam format Neighborhood Market, toko kecil seluas 38 ribu kaki persegi dengan produk jualan barang kelontong segar dan pelayanan farmasi, ditambah layanan antar untuk pesanan online.(Nrm/Ndw)