Liputan6.com, Malang - Lereng Gunung Semeru diyakini masih menjadi habitat bagi macan tutul (Panthera pardus melas). Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS) bakal menambah pemasangan 10 unit kamera penjebak atau camera trap untuk mendokumentasikan dan memastikan populasi satwa langka tersebut di lereng Semeru.
Kepala Seksi Perlindungan, Pengawetan dan Perpetaan BB TNBTS, Tatag Hari Rudhata, mengatakan, pada Oktober 2015 lalu total ada 15 kamera penjebak dipasang di titik Ranu Tompe.
"Di Ranu Tompe sebelumnya kami temukan jejak, bekas cakaran sampai kotoran macan. Kemudian kami pasang kamera penjebak di situ, sayangnya belum berhasil mendokumentasikan macan itu," kata Tatag di Malang Jawa Timur, Minggu (17/1/2016).
Gunung Semeru memang diyakini menjadi salah satu habitat macan tutul. Selain banyak ditemukannya jejaknya, masyarakat sekitar juga sering menginformasikan pernah berjumpa dengan kucing besar itu.
Bahkan, pada pertengahan tahun 2000-an, sebuah perguruan tinggi berhasil mendokumentasikan keberadaan macan tutul di blok Ireng – ireng.
Baca Juga
Advertisement
Rencananya, pada akhir tahun ini bakal dipasang lagi 10 kamera penjebak sehingga nanti secara keseluruhan ada 25 camera trap. Seluruh kamera itu bakal dipasang di titik Gunung Papak Gubuk Klakah, Gunung Kepolo dan Blok Ireng – ireng. Di ketiga titik ini ada informasi masyarakat temuan kotoran dan bahkan berjumpa macan.
"Pemasangan kamera ini selain untuk mendokumentasikan, juga untuk mengidentifikasi secara detil jenisnya dan memastikan populasinya. Ini penting untuk upaya konservasi," kata Tatag.
