Ekonomi China Dukung Penguatan IHSG

Beberapa data ekonomi China akan keluar pada pekan ini.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 18 Jan 2016, 06:20 WIB
Pengunjung melintas di dekat monitor perkembangan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (4/1/2016). Mengawali pembukaan perdagangan bursa 2016, IHSG menguat tipis 0,24 persen atau 10,80 poin di angka 4.580,17. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksi mendatar dengan kecenderungan menguat pada perdagangan saham sepekan. Indeks saham didorong oleh sentimen regional.

Analis PT Investa Saran Mandiri Hans Kwee mengatakan beberapa data ekonomi China akan keluar pada pekan ini. Hal itu membuat indeks saham bakal menguat.

"Data Cina keluar cenderung lebih baik seperti GDP, industrial production, fixed asset investment, retail sales saya perkirakan membaik," kata dia saat berbincang dengan  Liputan6.com, Jakarta, Senin (18/1/2016).

Penurunan suku bunga Bank Indonesia (BI) turut berkontribusi dalam kenaikan indeks saham. BI menurunkan suku bunga 0,25 persen ke level 7,25 persen.

Dia mengatakan, IHSG bergerak pada support di level 4.500-4.450 dan resistance di level 4.560-4.600.

Kepala Riset NH Korindo Securities Reza Priyambada mengatakan indeks saham cenderung tertekan minggu ini. Hal tersebut karena harga minyak dunia yang terus melemah. Di sisi lain, tren penjualan terus berlanjut.

Dia mengatakan indeks akan bergerak pada level support 4.450-4.478 dan resistance 4.578-4.621.

Tren volume yang terus menurun mengindikasikan pelemahan serta minyak dunia yang kini berada di bawah US$ 30 per barel turut menekan indeks untuk minggu ini.

"Net sell asing yang terus terjadi secara masif dapat dimungkinkan mendukung pelemahan IHSG untuk seminggu ke depan," ungkap dia.

Hans merekomendasikan akumulasi saham, PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), PT Astra International Tbk (ASII), PT Gudang Garam Tbk (GGRM), PT Global Mediacom Tbk (BMTR). (Amd/Nrm)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya