Liputan6.com, Solo - Salah satu korban tewas bom Jakarta, Rico Hermawan, sudah dimakamkan di kampung halamannya, di Boyolali, Jawa Tengah, Minggu pagi kemarin. Orangtua telah mengikhlaskan kepergian putra pertama mereka yang berusia 20 tahun itu.
Keluarga Rico berharap peristiwa Kamis kelabu tersebut menjadi yang terakhir kali. Keluarga korban juga berharap, polisi segera mengungkap tuntas kasus teror yang menewaskan lebih dari 3 orang warga sipil tersebut.
"Cukup Rico menjadi korban terakhir dalam peristiwa ini. Semoga tidak ada lagi serangan teror bom di kemudian hari," ujar Paman Rico, Sigit Mulyana Putra.
Sigit mengungkapkan, keluarga merasa sangat kehilangan dengan kepergian putra sulung pasangan Joko Mulyanto dan Jumini itu. Kendati demikian, mereka mengaku ikhlas.
"Alhamdulillah keluarga sudah mengikhlaskannya, karena hidup dan mati bukan kita yang mengatur. Kami semua sudah legowo menerima cobaan ini," kata Sigit di rumah duka di Dusun Jayan, Desa Senting, Kecamatan Sambi, Boyolali, Minggu (17 Januari 2016).
Baca Juga
Advertisement
Setelah proses identifikasi oleh kepolisian selesai, jenazah Rico Hermawan diperbolehkan dibawa pulang untuk dimakamkan. Keluarga memutuskan memakamkan laki-laki muda itu di tanah kelahirannya di Boyolali.
Diceritakan paman korban, selain Rico anggota keluarga mereka yang ikut menjadi korban teror bom Jakarta adalah keponakan lainnya bernama Anggun Kartinasari. Saat itu, Rico mengantar sepupunya Anggun melamar pekerjaan di kawasan Thamrin. Hanya saja sepulang melamar pekerjaan, Rico yang berboncengan dengan Anggun kena tilang karena melanggar lalu lintas.
"Setelah ditilang, kemudian mereka berdua berjalan menuju pos polisi di Thamrin. Rico berjalan di depan, sedangkan Anggung berada 3 meter di belakang Rico. Nah, saat masuk di pos polisi tiba-tiba terjadi ledakan bom. Rico dan beberapa orang di dalam pos itu terpental keluar," beber Sigit.
Anggun yang berada di luar pos polisi menjadi korban luka. Perempuan muda itu mengalami luka terkena dampak ledakan bom di bagian kaki kanan dan pinggul. Saat ini masih menjalani perawatan di rumah sakit.
"Di kaki kanan dan pinggul banyak menancap paku dari ledakan bom. Saat ini kondisinya masih syok karena niat ingin berlibur malah menjadi korban ledakan bom," ujar Sigit.