Liputan6.com, Pekanbaru - Bocah 10 tahun terseret banjir di Desa Palung Raya, Kabupaten Kampar, Riau. M Rifal Afri adalah korban banjir yang merendam ribuan rumah di kabupaten itu.
"Korban terseret karena tidak bisa berenang. Hingga kini, pencarian masih dilakukan kepolisian dan masyarakat setempat," kata Kabid Humas Polda Riau AKBP Guntur Aryo Tejo di Riau, Senin (18/1/2016).
Guntur mengatakan, kejadian bermula saat orangtua Rifal bernama Afrianto ingin membeli minyak menggunakan sampan pada Minggu, 17 Januari 2016. Tanpa disadari, Rifal yang masih duduk di kelas 5 SD itu mengikutinya dari belakang.
"Kondisi saat itu, ketinggian air 120 meter. Karena tidak bisa berenang, korban diminta orangtuanya menunggu di jalan yang juga digenangi banjir," ungkap Guntur.
Kepada sang anak, Afrianto berpesan supaya menunggu di jalan tersebut. Rifal menyanggupinya karena Afrianto berjanji hanya pergi sebentar dan segera menjemputnya di jalan itu.
Sekitar 20 menit kemudian, Afrianto kembali menjemput anaknya tapi sudah tidak menemukannya. Khawatir, Afrianto bertanya kepada warga sekitar yang juga berada di lokasi tersebut.
Baca Juga
Advertisement
"Warga menyebut bahwa anak korban sudah diminta untuk pergi ke tempat yang tinggi. Di tempat tinggi itu, korban kemudian disebut telah pergi bersama seorang temannya," ujar Guntur.
Afrianto menemukan teman anaknya, Aditya Hidayat, dan menanyakan keberadaan sang anak. Ia kaget ketika Aditya mengatakan Rifal kembali ke jalan yang digenangi air. Saat dicari, Rifal tidak ada lagi karena diduga terseret derasnya arus banjir.
"Saat ini orangtua korban bersama masyarakat dibantu anggota Polsek Tambang dan Basarnas masih terus mencari keberadaan korban di sekitar lokasi," ujar Guntur.
Banjir di Kabupaten Kampar disebabkan naiknya debet air di waduk PLTA Koto Panjang. Pengelola terpaksa membuka 2 pintu air karena sudah berada di ambang batas maksimal. Banjir merendam ribuan rumah di 4 kecamatan yang berada di sepanjang aliran Sungai Kampar.