Liputan6.com, Jakarta - Memanfaatkan Forum Ekonomi Dunia (World Economic Forum/WEF), Kementerian Perdagangan (Kemendag) akan menggelar Indonesia Night di Morosani Schweizerhof, Davos pada 21 Januari 2016.
Dalam penyelenggaraan pasar malam produk Indonesia ini, pemerintah akan menyuarakan aksi terorisme yang tak berpengaruh pada ekonomi Indonesia.
Menteri Perdagangan (Mendag) Thomas Lembong mengungkapkan, WEF merupakan konferensi penting di dunia yang akan membahas topik seputar ekonomi, investasi, perindustrian, bisnis dan perdagangan.
Selain dirinya, kegiatan penting ini akan dihadiri Menteri Keuangan (Menkeu) RI Bambang Brodjonegoro yang memimpin delegasi dari pemerintah dan pengusaha swasta.
"Mendag, Menkeu, para ekonom, tokoh terkemuka, sampai CEO perusahaan besar dari seluruh dunia bakal kumpul di WEF. Mereka akan membicarakan isu-isu terbaru, prospek ekonomi global dari segala aspek. Bicara juga soal, terorisme, radikalisme, perubahan iklim, dan lainnya," ucap Lembong saat Konferensi Pers di kantornya, Jakarta, Senin (18/1/2016).
Baca Juga
Advertisement
Acara bertajuk Remarkable Indonesia-the Senses of Indonesia ini, diakui Lembong, sengaja dilaksanakan untuk menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia tak terpengaruh aksi terorisme. Bahkan saat ini, Indonesia sedang fokus membangun dan meningkatkan ekspor nasional.
"Kami akan menunjukkan pada dunia bahwa aksi teror di Jakarta tidak berpengaruh pada ekonomi Indonesia. Sebaliknya, Indonesia tetap fokus meningkatkan ekspor nasional," jelasnya.
Menurut mantan bankir ini, Indonesia Night menjadi ajang penting bagi Indonesia menciptakan national branding, melalui produk-produk karya anak bangsa, keunikan budaya, kekayaan sumber daya alam serta jati diri negara ini sebagai negara maritim.
"Diharapkan perbincangan di Davos yang bersifat informal bisa memperkuat dan meningkatkan proses-proses negosiasi kerja sama perdagangan antara Indonesia dengan negara lain," kata Lembong.
Pasar Malam
Indonesia Night 2016 akan menggunakan konsep pasar malam untuk menampilkan berbagai kreasi kegiatan. Aneka makanan khas dan hiburan tradisional Indonesia akan disajikan kepada para tamu undangan.
"Kami akan memperkuat national branding, seperti produk kopi. Target pengunjungnya 590 orang, terdiri dari pemimpin pemerintahan, pebisnis terkemuka internasional dan lainnya," kata Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag, Nus Nuzulia Ishak.
Ia menargetkan peningkatan misi penjualan 10-15 persen dari tahun lalu sebesar US$ 50 juta dari pembeli yang siap menampung produk Indonesia, seperti AS, Timur Tengah dan negara lain.
"Biaya promosi yang dianggarkan tahun ini Rp 500 miliar tapi masih dibintangi. Mudah-mudahan bisa segera dicairkan. Paling penting kami mau bilang Indonesia akan mencoba bangkit untuk meningkatkan ekspor dan investasi meski kemarin ada aksi teror," pungkas Nus. (Fik/Nrm)