Liputan6.com, Manado - Warga Sulawesi Utara mengungkapkan kekesalannya akibat padamnya aliran listrik selama lebih dari 24 jam terakhir. Akibat pemadaman di berbagai wilayah di Sulawesi utara tersebut aktivitas warga pun terganggu.
"Kami tidak takut teroris, kami takut teror pemadaman listrik," demikian salah satu ungkapan kekesalan warga melalui media sosial, Senin (18/1/2016).
Pemadaman listrik sejak Sabtu, 16 Januari 2016, sekitar pukul 14.00 Wita. Aktivitas perekonomian Sulut sejak Sabtu hingga Minggu terhenti karena tidak mendapat pasokan listrik.
"Perekonomian relatif lumpuh selama 24 jam atau satu hari penuh," kata Apri Rampengan, pemerhati ekonomi Sulut, di Manado, Senin (18/1/2016).
Baca Juga
Advertisement
Dia mengatakan Sabtu dan Minggu merupakan hari libur perbankan dan banyak warga hanya mengandalkan mesin ATM untuk bertransaksi. Namun mesin ATM tak berfungsi akibat tak ada listrik.
"Akibat listrik padam tempat usaha kami yakni air isi ulang macet total," ujar Ami, warga Manado.
Nor Rambitan, ibu rumah tangga dan pemilik rumah makan asal Kawangkoan, mengeluhkan ikan yang disimpan di lemari pendingin menjadi busuk.
"Kami minta kompensasi dari PLN gratis satu bulan tak bayar listrik. Sebab PLN sendiri jika terlambat bayar listrik didenda, sekarang konsumen menuntut kompensasi," kata ibu rumah tangga ini.
Kepala Humas PLN Suluttenggo Dermawan Uloli menyatakan, pihaknya meminta maaf atas pemadaman tersebut.
Menurut Dermawan, pemadaman itu dipicu adanya gangguan di sisi pembangkit, dan daya listrik yang hilang cukup besar sehingga menyebabkan daya suplai pembangkit ke sistem Sulut dan Gorontalo terganggu.
"Teman-teman di Area Pengatur dan Pengendali Beban Minahasa sedang melakukan upaya normalisasi sistem, semoga upaya pemulihan dapat berjalan secepatnya," ujar Dermawan.