Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum DPP Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Handaka Santosa meminta supaya pemangkasan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI)/BI Rate dilakukan secara berkelanjutan. Lantaran, dengan kondisi saat ini bunga pinjaman masih relatif tinggi.
"BI rate bersyukur turun, cuma 0,25 persen kita berharap tindakan gradual dan akan ditambah. Kenapa kita lihat pusat belanja tumbuh, tapi yang di drive modal asing pinjamannya bunga rendah. Indonesia 13 sampai 14,5 persen dibanding mereka 6 sampai 8 persen jadi berat kita untuk perjuangankan," ujar dia, Jakarta, Senin (18/1/2016).
Dia mengatakan, dengan bunga pinjaman rendah maka pengelola pusat belanja akan mudah berekspansi. Terlebih, pengelola pusat belanja dan riteler telah berkomitmen untuk mendorong penggunaan tenaga kerja Indonesia.
Baca Juga
Advertisement
"Kalau dilihat seluruh Indonesia 290 pusat belanja, terdiri mal dan trade center, kalau mal itu kaya Plaza Indonesia, Senayan City kalau trade ITC Mangga Dua, Roxi di mana orang beli space. Di Indonesia 11,6 juta meter persegi, kalau 30 meter 1 tenaga kerja persegi sekitar 400 ribu tenaga kerja," jelas dia.
Apalagi, dia mengatakan Indonesia mengalami tantangan persaingan kerja di era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Sejalan dengan itu, asosiasi juga mendorong pemberlakuan sertifikasi.
"Kita di sini pusat belanja punya kewajiban meningkatkan tenaga kerja, kita ingin mempercepat sertifikasi tenaga kerja. Kita akan percepat," ujar dia. (Amd/Ahm)