Bekal Kaya bagi Napi Sukamiskin

Beragam materi akan diajarkan, di antaranya pengetahuan mengenai manajerial, pengemasan, pengetahuan produk, dan sistem distribusi.

oleh Arie Nugraha diperbarui 19 Jan 2016, 03:04 WIB
Menteri Hukum dan HAM, Yasonna H Laoly (kanan) melihat proses penulisan batik pada ajang Napi Craft 2015 di The East Kuningan, Jakarta, Senin (12/21/2015). Napi Craft 2015 mengambil tema Creativity From The Voiceless. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Bandung - Setiap orang berhak untuk hidup sejahtera. Tak terkecuali narapidana perempuan yang berada di Penjara Khusus Perempuan Sukamiskin, Bandung.

Sebuah kampus di Bandungmenggagas pelatihan pengembangan bisnis di Penjara Khusus Perempuan Sukamiskin, Bandung.

Beragam materi akan diajarkan, diantaranya pengetahuan mengenai manajerial, pengemasan, pengetahuan produk, dan sistem distribusi.

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Telkom Doddy Tricahyono menyatakan, pengembangan bisnis di penjara itu sangat potensial dikembangkan. Indikatornya adalah berlimpahnya sumber daya manusia dalam menjalankan operasional bisnis.

"Di sini programnya lebih jelas sehingga lebih bisa dimanage oleh kita. Kita lebih bisa ukur keberhasilannya dan seterusnya begitu," kata Doddy di Bandung, Senin, 18 Januari 2016.

Doddy menyatakan, program tersebut potensial berkembang dengan adanya dukungan sumber daya terlatih dari kampus. Pihak kampus juga memerlukannya sebagai tempat pengabdian masyarakat.

Di sisi lain, warga binaan penjara juga terlatih memenuhi pesanan. "Mereka ada yang bisa menjahit dan merias. Pihak penjara sudah bekerja sama dengan butik hijaber," ucap Doddy.

Saat ini, lanjut dia, Universitas Telkom telah menandatangani nota kesepahaman dalam jangka waktu tertentu dengan pemerintah serta Kantor Wilayah Hukum dan HAM Jawa Barat terkait hal itu.

Nantinya, program pengembangan bisnis bagi penghuni di Penjara Khusus Perempuan Sukamiskin, Bandung oleh Universitas Telkom akan diteken secara permanen.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya