Liputan6.com, Jakarta - Sebuah kesalahan atau yang lebih dikenal dalam dunia IT dengan bug, telah dideteksi oleh pengguna Google Translate mobile belum lama ini.
Kesalahan itu diketahui ketika menerjemahkan kata 'never' atau 'tidak pernah' yang menghasilkan kalimat yang berbeda jika dikaitkan dengan Israel dan Palestina.
Baca Juga
Advertisement
Kesalahan diketahui ketika hendak menerjemahkan kalimat dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia, 'Palestine never attack Israel' Secara aneh terjemahan itu menghasilkan kalimat 'Palestine pernah menyerang Israel.'
Namun terjemahan itu tidak berlaku sebaliknya, jika memasukkan kalimat 'Israel never attack Palestine', Google translate akan memberikan hasil terjemahan dengan benar.
Kesalahan ini telah menimbulkan berbagai pemikiran bahwa Google memihak Israel. Namun setelah diteliti, kesalahan ini terjadi ketika awal kalimat memiliki kata akhir 'ne'.
Seperti ketika Liputan6.com memasukkan 'Mandarine never attack Israel' yang diterjemahkan oleh Google 'Mandarine pernah menyerang Israel.'
Namun ketika redaksi kembali menjajal kejanggalan ini, terjemahan sudah memberikan hasil yang benar.
Ini bukan pertama kalinya Google Translate memberikan hasil yang terjemahan yang salah.
Seperti yang pernah diberitakan sebelumnya melalui kanal Global dilansir BBC Jumat, 8 Januari 2016, sistem terjemahan Google Translate sempat menerjemahkan ‘Federasi Rusia’ menjadi ‘Mordor’.
Mordor adalah nama kawasan fiksi yang diokupasi dan diduduki oleh pemimpin terjahat, Sauron dalam buku Lord of the Rings, karangan J.R.R Tolkien.
Tak hanya itu, kata 'Russian' atau warga Rusia diterjemahkan 'penjajah' sementara nama keluarga Sergey Lavrov, menteri luar negeri Rusia diterjemahkan sebagai 'kuda mungil yang sedih.'
Menurut Google, kesalahan ini muncul pada layanan otomatis terjemahan dari bahasa Ukraina ke Rusia. Istilah-istilah yang muncul itu mencerminkan bahasa yang dipakai sejumlah warga Ukraina setelah pendudukan Krimea pada 2014. Namun, Google telah kesalahan ini sebagai bug dalam aplikasi tersebut.