Liputan6.com, Semarang - Kelelahan akibat kerja menyebabkan Yuliyanto (31) warga Perumahan Idaman III Rt 09 Rw 03 Kelurahan Ledok Kecamatan Argomulyo, Kota Salatiga memutuskan untuk pijat. Ia bersama isterinya kemudian pergi ke tukang pijat langganannya, Sabtu, 16 Januari 2016 lalu.
Ritual pijat di akhir pekan pun usai. Yuliyanto pulang ke rumah bersama isterinya dengan badan lebih segar, sekitar jam 21.30 WIB. Namun keduanya kaget dan curiga ketia melihat gerbang sudah terbuka.
"Perasaan saya tidak enak. Karena rumah saya dulu pernah dibobol maling dengan tanda-tanda yang sama," kata Yuliyanto kepada Liputan6.com, di Semarang, Senin (18/1/2016).
Ketika ia meneliti kerusakan gerbang rumahnya, rumah tetangganya yang dihuni dokter Puskesmas Tengaran, Semarang juga terlihat acak-acakan.
"Setelah masuk rumah, saya cek, semua berantakan. Mulai di ruang tamu, kamar, lemari pakaian, hingga ruang keluarga acak-acakan," kata Yuliyanto.
Baca Juga
Advertisement
Namun, diakui Yulianto, maling yang menyatroni rumahnya seperti kesulitan merusak kunci gerbang. Selain itu, si maling juga harus membobol pintu garasi yang digembok ganda.
Membayangkan kesulitannya, maling ini tentu butuh waktu lebih dari 30 menit sekedar agar bisa masuk.
Hasil pengecekan, tak ada satupun barang yang hilang. Yuliyanto curiga, kemudian ia meneliti satu persatu isi rumahnya. Berkali-kali diteliti, tak satupun ada barang yang hilang.
"Tapi saya ingat, sebelum berangkat ke Suruh, tadi saya sempat beli sepuluh bungkus plastik kerupuk. Tapi kok hanya ada lima bungkus. Sedangkan sisanya hanya ada bekas plastiknya," kata Yuliyanto.
Dia menduga sang maling kelaparan setelah mengacak-acak rumah dan tak menemukan barang berharga.
Yuliyanto ingat, kerupuk putih itu awalnya sepuluh bungkus. Kemudian sudah dimakannya bersama istri dan anaknya tiga bungkus. Jadi maling itu hanya makan kerupuk dua kantong plastik saja.
"Barangkali lapar, dan kami belum sempat masak. Yang siap makan ya hanya kerupuk itu. Tapi saya yakin pelakunya lebih dari seorang," kata Yuliyanto.
Yuliyanto akhirnya melapor ke polisi. Karena pada saat yang sama rumah dokter tetangganya juga dimasuki dan kaca jendela rumah dipecah menggunakan batu.
Karyawan swasta di Salatiga itu menyampaikan, saat merusak jendela rumah dokter itu sempat diketahui sejumlah anak-anak di kompleks perumahan.
"Kata anak-anak, malingnya menggunakan minibus berwarna silver," kata Yuliyanto. Maling bermobil itu pergi tanpa hasil selain krupuk pengganjal perut.