Liputan6.com, Yogyakarta - Malioboro selalu menjadi daya tarik tersendiri baik bagi warga Yogyakarta atau bagi wisatawan.
Beberapa minggu terakhir kawasan wisata yang ada di jantung kota ini terlihat berbeda khususnya di sebelah barat.
Hal ini lantaran pemerintah Kota Yogyakarta memasang pagar besi portabel berwarna oranye di Malioboro untuk mengatur wisatawan agar menyeberang jalan sesuai zebra cross.
Ketua Kelompok Bidang Keahlian Perencanan Wilayah, Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Widodo Dwi Pramono mengatakan, pagar besi yang dipasang sebelum pergantian tahun baru itu dinilai tidak bagus secara visual.
Menurutnya hal yang sama juga terjadi di kawasan jalan di sekitar jalan di depan RSUP Dr Sardjito.
"Secara tata kota, pagar besi itu jelek secara visual. Terlihat seperti tirani. Tapi saya tidak berani menjustifikasi untuk pemasangan pagar di kawasan wisata Malioboro. Belum terlihat efektivitasnya," kata dia di Yogyakarta, Senin (18/1/2016).
Baca Juga
Advertisement
Widodo juga mengatakan, alasan pemasangan pagar di Malioboro diantaranya bertujuan merekayasa perilaku masyarakat supaya tidak menyeberang jalan sembarangan.
Namun hal ini justru terlihat seperti perebutan lahan antara pejalan kaki dengan pengguna kendaraan.
"Mungkin bisa mencontoh bagaimana di Amerika yang menambahkan polisi wisata yang mengingatkan pengendara dan wisatawan agar tertib. Tapi itu masih harus melihat SDM-nya memenuhi atau belum," ujar Widodo.
Sementara itu Walikota Yogyakarta Haryadi Suyuti menjelaskan jika pemasangan pagar besi itu demi pejalan kaki di Malioboro agar lebih nyaman.
Sebab, kata dia, selama ini trotoar di Malioboro dipakai untuk parkir becak dan juga motor. Padahal.pemerintah sudah meminta kepada para becak dan kendaraan bermotor agar tidak menggunakan trotor tapi tetap saja mereka nekat.
"Pemerintah ingin membuat pejalan kaki semakin nyaman. Biasanya trotoar itu dipakai buat parkir motor dan becak, ini kan nggak bener," kata Haryadi.
Pihaknya masih membuat rencana agar para pejalan kaki ini nyaman di Malioboro. Ia sadar jika pemasangan pagar besi portabel ini mengundang pro kontra di masyarakat.
Namun ia berusaha membuat nyaman pejalan kaki. Ia akan melihat kembali fungsi pagar besi portabel ini lhususnya bagi disabilitas.
"Kita sadar pasti ada pro dan kontra. Tapi itukan portabel, sewaktu-waktu bisa kita lepas Khusus yang jalur disabilitas kalau memang ada yang tertutup nanti kita kondisikan," tandas Haryadi.
Sementara itu beberapa masyarakat mengaku pro kontra dengan pemasangan itu. Andri warga Yogyakarta mengaku pemasangan pagar itu menghilangkan keindahan Malioboro.
Menurutnya Malioboro bagus jika dipasangi taman untuk memperindah kota Jogja. "Kalo saya bagusnya taman ya. Dibandingkan gini ya. Lebih baik pakai tanaman," ujar Andri.