Menaker Ingin Ketenagakerjaan Jadi Isu Utama Saat MEA

Selama ini pembahasan ketenagakerjaan hanya berkutat pada anggaran di pemerintah pusat maupun daerah.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 19 Jan 2016, 20:20 WIB
Pekerja membersihkan kaca gedung bertingkat di Jakarta, Senin (25/8/2015). Untuk meminimkan kecelakaan, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi telah mencanangkan bulan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada tahun 2014. (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Tenaga Kerja (Menaker) Hanif Dhakiri berharap ketenagakerjaan menjadi isu utama yang diangkat dalam pelaksanaan pasar bebas Asean.

Hanif menilai selama ini pembahasan ketenagakerjaan hanya berkutat pada anggaran di pemerintah pusat maupun daerah.

"Kita harus menyepakati isu ketenagakerjaan nggak boleh isu pinggiran, isu utama dalam konteks Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) baik tingkat kawasan maupun intenasional,  " kata dia di Jakarta, Selasa (19/1/2016).

Menurut dia di sektor ketenagakerjaan, investasi Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan hal yang penting. Sayang, dari 122 juta angkatan tenaga kerja, sebanyak 114 juta pekerja dan 7,5 juta pengangguran rata-rata hanya lulusan kelas 2 SMP.


"Penduduk Indonesia kalau rata-rata  kelas 2 SMP. Kalau untuk individu, untuk buat lulus SMA butuh 4 tahun kalau ngomong negara. Bangsa 250 juta (penduduk), kita butuh 20 tahun untuk pendidikan formal," jelas dia.

Maka dari itu, dibutuhkan jalan pintas untuk mengejar ketertinggalan tersebut. Menurutnya, cara paling ampuh mengejar ketertinggalan melalui pelaksanaan pelatihan yang butuh komitmen dari semua pihak.

"Pelatihan kerja harus komitmen semua pihak, baik pemerintah swasta semua untuk bisa menggerakan investasi SDM melalui pelatihan kerja.‎ Kita nggak bisa, kita butuh 20 tahun, kita nggak punya kemewahan dari segi waktu," tutupnya. (Amd/Nrm)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya