Liputan6.com, Jakarta - Penyidik Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya memastikan bahwa kematian Wayan Mirna Salihin usai minum kopi disebabkan oleh zat berbahaya sianida. Dalam kopi Mirna terdapat sianida dengan dosis 3.750 miligram.
Kabar ini menjadi berita yang paling sering dibaca sepanjang Selasa kemarin. Disusul oleh kabar tentang situs atas nama Bahrunnaim yang kembali aktif. Demikian pula tentang 2 orang polisi yang terjun ke Kali Ciliwung saat dikejar belasan orang dalam pengejaran pengedar narkoba.
Advertisement
Top 3 News Selengkapnya:
1. Dosis Sianida di Kopi Mirna Bisa Tewaskan 25 Orang
Penyidik Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya telah memastikan bahwa kematian Wayan Mirna Salihin usai minum kopi disebabkan oleh zat berbahaya sianida. Sianida sendiri termasuk dalam senyawa kimia beracun.
Direktur Eksekutif Disaster Victim Identification (DVI) Polri, Kombes Anton Castilani, mengatakan sianida biasa ditemukan dalam bentuk gas, kristal, serbuk, dan cair. Bila masuk ke dalam tubuh manusia, senyawa ini dapat fatal akibatnya, apalagi dengan dosis yang tinggi.
Anton menuturkan, dalam kopi Mirna terdapat sianida dengan dosis 3.750 miligram. Dosis lethal atau mematikan bagi manusia adalah 150-200 miligram.
2. Situs Atas Nama Bahrunnaim Kembali Muncul, Isinya...
Setelah peristiwa ledakan yang terjadi di kawasan Thamrin, 14 Januari 2016, situs yang mengatasnamakan Bahrunnaim bermunculan. Setelah website bahrunnaim.co diblokir oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), kini muncul situs Bahrunnaim dengan alamat yang berbeda.
Dalam profilnya, situs yang mulai aktif pada Agustus 2013 itu menggambarkan diri sebagai analis, strategi, dan kontraintelijen. Tulisan-tulisan di blog itu berisi ulasan mengenai strategi melakukan perang gerilya, merakit bom, cara menembak dari jarak jauh, cara membuat senjata api dan lain-lain.
Posting-an terakhir situs itu pada Senin, 18 Januari 2016 berisi strategi melakukan gerilya. Posting-an terakhir ini mendapat 15 komentar. Beberapa komentar bahkan bernada sinis.
3. 2 Polisi Lompat ke Ciliwung karena Dikepung 15 Orang Bawa Golok
Pengeroyok tim Satres Narkoba Polres Metro Jakarta Pusat beserta informannya saat menggerebek bandar narkoba di Berlan, Matraman, Jakarta Timur, bukanlah warga sekitar. Mereka adalah orang-orang yang bertugas melindungi bisnis gelap peredaran narkotik milik Oma Yola (51), seorang pengedar narkoba di wilayah tersebut.
"Kami melihat orang-orang yang menjaga karena memang daerah situ rawan narkoba ya. Orang-orang yang semacam melindungi pelaku itu masuk ke rumah (Oma Yola), sehingga anggota Polres dikeroyok dengan pukulan dan sajam (senjata tajam)," kata Direktur Reserse Kriminal Umum (Direskrimum) Polda Metro Jaya Kombes Krishna Murti di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (19/1/2016).
Karena dikepung sekelompok massa yang berjumlah 15 orang bersenjata tajam seperti parang dan golok, akhirnya 2 anggota kepolisian bersama 2 informannya memilih terjun ke Sungai Ciliwung yang berada di belakang rumah Oma Yola.