Liputan6.com, Jakarta - Hingga 1 bulan ke depan, cuaca di wilayah Jabodetabek bakal dipantau dan direkayasa selama 24 jam. Hal ini dilakukan untuk mengetahui penyebab banjir dan intensitas hujan.
Pengamatan atmosfer secara intensif atau Intensive Obeservation Period (IOP) yang dilakukan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) ini menggandeng serta Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) di Puspiptek BPPT Serpong.
Baca Juga
Advertisement
Riset atmosfer ini juga bertujuan untuk memahami kondisi atmosfer secara detail pada rentang waktu terjadinya curah hujan tinggi. Serta uji coba sistem deteksi dini dan monitoring banjir di Jabodetabek.
Seperti dipaparkan Deputi Kepala BPPT Bidang Teknologi dan Pengembangan Sumber Daya Alam, Wimpie Agoeng Noegroho.
"Kegiatan rekayasa ini akan dilakukan selama 30 hari, sejak 18 Januari hingga 16 Februari 2016. Dan disasarkan untuk memahami kondisi atmosfer secara detail," kata Agoeng di Tangerang, Rabu (20/1/2016).
Lebih lanjut, Agoeng menjelaskan, alat Mobile radar dan Automatic Water System (AWS) akan dioperasikan dari kawasan Geostech, Puspiptek Serpong. Alat itu untuk mengamati pergerakan dan pertumbuhan awan hujan yang melintas di Jabodetabek.
Sementara peralatan lain akan ditempatkan di Stasiun Klimatologi BMKG Dermaga Bogor.
"Dalam kegiatan IOP nantinya akan dilakukan ujicoba pengurangan curah hujan dengan alat Ground Particle Generator dengan pengukuran dan pengamatan tanpa uji coba pengurangan curah hujan dan sistem diseminasi ini dilakukan sebelum puncak musim hujan akhir Januari nanti tiba," pungkas Agoeng.