Liputan6.com, New York City - Empat pria diusir dari pesawat AS kerena penampilannya. Memiliki berewok, memakai serban dan berkulit gelap.
Mereka diturunkan karena kru maskapai merasa tidak nyaman dengan keempat pria itu.
Empat pria itu berasal dari Brooklyn, terbang bersama 2 orang lainnya dari Toronto, Kanada menuju New York City. Mereka diusir dari maskapai Republic Airways yang berpartner dengan American Airlines.
Insiden ini terjadi pada akhir Desember 2015 lalu dan baru dipublikasikan baru-baru ini.
Keempat pria itu mengklaim mendapat perlakuan memalukan serta diskriminasi, hanya karena penampilan mereka berdasarkan ras, kulit dan etnis.
Dua dari pria berinisial WH dan MK dilaporkan telah membayar US$70 untuk meng-upgrade dari kelas ekonomi ke kelas satu. Sementara dua temannya, Shan Anand dan Faimul Alam menghabiskan uang sebesar US$75 untuk menukar jadwal penerbangan agar mereka bisa di pesawat yang sama.
Saat di dalam pesawat, Anand dan Alam menukar kursi agar mereka bisa duduk berdekatan dengan WH dan MK. Saat diwawancara oleh New York Daily News, WH yang merupakan perancang busana mengisahkan bagaimana seorang pramugari mengusir mereka dari pesawat.
Baca Juga
Advertisement
"Aku pikir ini sedang evakuasi atau sejenisnya, jadi tak terpikir yang lain. Namun, saat ia memintaku membawa tas dan keluar sambil melihat ke belakang, ternyata aku satu-satunya orang yang berdiri dan keluar dari pesawat itu," kata WH seperti dilansir dari The Independent, Rabu (20/1/2016)
Penumpang di sekitar Alam dan Anand dilaporkan juga berkomentar rasis sambil memeluk anak-anak mereka erat. Anand juga diminta keluar dari pesawat sambil membawa barang-barangnya.
Sementara itu, rekan perjalanannya yang merupakan seorang muslim dari Bangladesh dan Arab juga diusir. Anand sendiri adalah Sikh dari India.
Seorang pekerja dari American Airlines kemudian mendekati keempatnya, sesaat mereka keluar dari pesawat.
"Ia mengatakan bahwa pramugari dan kapten pilot tidak nyaman dengan kami di pesawat itu," ujar Anand, yang berprofesi sebagai bankir.
Selain itu, si petugas juga mengatakan ada perilaku tidak konsisten dari keempat pria yang bepergian dalam kelompok ini; 2 orang naik ke kelas I, sementara 2 lainnya masih di kelas ekonomi namun menukar jadwal di pesawat yang sama.
Layangkan Tuntutan
Keempat pria ini pada Senin 18 Januari 2016 melayangkan gugatan terhadap maskapai Republic Airways di pengadilan New York. Mereka meminta kompensasi masing-masing US$1 juta dan tambahan US$5 juta untuk ganti rugi.
"Mereka tidak menunjukkan sikap tidak pantas atau buat ribut. Keberadaan mereka juga tidak memicu masalah atau ancaman keamanan. Alasan mereka diusir dari pesawat adalah murni karena diskriminasi," kata pengacara mereka, Tahanie Aboushi.
Juru bicara Republic Airways menolak berkometar dan American Airlines tengah meninjau kasus ini.
Ini bukan kasus satu-satunya pengusiran penumpang berpenampilan khas seperti berserban di pesawat AS. Awal pekan ini Jonathan Gottfried, seorang penumpang di pesawat Delta Airlines, mengungkapkan di Twitter bahwa ada pria di kelas satu penerbangan itu diusir karena berpenampilan seperti itu.
Gotfried mengatakan, pesawat yang akan terbang kembali ke gerbang penumpang untuk mengeluarkan "pria berkulit cokelat untuk ditanyai karena kecurigaan seorang wanita."
Menurut dia, seorang penumpang wanita merasa risih dengan keberadaan pria itu dan melaporkannya kepada pramugari.
"Kami terbang tanpa dia, lalu pramugari menghampiri wanita itu dan berkata 'terima kasih'," demikian kicau Gotfried.